REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Kinerja positif Bank BJB menuai memperkuat kepercayaan sejumlah pihak,baik swasta dan pemerintahan. Belum lama ini, DPRD Provinsi Banten merencanakan penambahan modal kepada Bank BJB agar mendapatkan dividen yang lebih besar.
Bank BJB menyambut positif rencana kebijakan penambahan modal tersebut. Rencana penambahan modal tersebut, kini tengah menjadi agenda kinerja Komisi III DPRD Provinsi Banten.
Dalam release yang diterima Republika, Komisi III DPRD Provinsi Banten mendukung rencana penambahan modal yang hendak dilakukan Pemprov Banten kepada Bank BJB. Selama ini, Bank BJB mampu membukukan kinerja yang sangat sehat, dan terus memberikan dividen ke Provinsi Banten.
‘’Saya berharap agar Pemprov Banten dapat menambah modal investasinya di bjb (Bank BJB), mengingat Bank BJB dalam kondisi yang sangat baik,’’ ujar anggota Komisi III DPRD Banten Neng Siti Julaeha.
Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB Widi Hartoto mengatakan, dukungan dari anggota dewan tersebut merupakan hal yang perlu disambut positif. Dukungan ini juga mencerminkan persepsi kepuasan legislator sebagai pengawas terhadap kinerja dan kontribusi Bank BJB terhadap perekonomian daerah.
‘’Pemprov Banten merupakan salah satu pemegang saham, sekaligus mitra strategis Bank BJB dalam mendongkrak kemajuan ekonomi daerah,’’ ujar Widi, Selasa (9/3). Pihaknya akan terus memberikan kontribusi terbaik kepada pemerintah daerah yang menjadi mitra kerja, termasuk Pemprov Banten.
Kontribusi Bank BJB kepada daerah, tegas dia, merupakan wujud komitmen perusahaan dalam program pembangunan. Widi memastikan Bank BJB akan terus mempertahankan kinerja apik, dengan menjaga tren pertumbuhan sebagai perbankan yang sehat dan berkualitas.
Seperti diketahui, Bank BJB merupakan bank nasional yang sanggup menorehkan pertumbuhan positif di tengah situasi pandemi Covid-19. Di tengah tren penyusutan yang merata terjadi di industri perbankan nasional, Bank BJB sanggup keluar dari himpitan krisis Covid-19.
Hingga Triwulan IV 2020, Bank BJB secara konsolidasi berhasil mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebagai profit driver sebesar 9 persen year-on-year (y-o-y), dengan nilai Rp 95,2 triliun. Pertumbuhan signifikan juga terjadi dalam perolehan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 19 persen dari Rp 89,4 triliun pada 2019, menjadi Rp 106,5 triliun pada 2020.