REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), Petrokimia Gresik, menandatangani nota kesepahaman (MoU) program pendampingan pertanian Agro Solution bersama mitra perwakilan di Gresik, Jawa Timur, Jumat (5/2).
"Tujuan program Agro Solution ini adalah peningkatan produktivitas hasil pertanian, dalam rangka mendongkrak kesejahteraan petani melalui pendampingan komprehensif dari hulu hingga hilir," ujar Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (6/2).
Digna mengatakan selama ini petani masih berhadapan pada banyak kendala dalam menjalankan usahanya, seperti rendahnya produktivitas pertanian, harga agro-input (pupuk, pestisida, benih dan lainnya) tidak terjangkau, minimnya akses ke lembaga keuangan, harga jual hasil panen cenderung turun ketika panen raya, belum terlindunginya petani dari risiko gagal panen, infrastruktur yang terbatas, serta kendala lainnya.
Digna mengungkapkan Petrokimia Gresik bersama mitra bakal melakukan pendampingan intensif bagi petani dengan memberikan jaminan pasokan sarana produksi, memfasilitasi akses pendanaan serta pemasaran hasil pertanian dengan melibatkan stakeholder lainnya (Perbankan/Penyedia Permodalan, Asuransi Pertanian, Penyedia Agro Input dan Off Taker produk pertanian).
"Petrokimia Gresik bertugas dalam penyediaan pupuk berkualitas, penyediaan pestisida, kawalan budidaya, uji tanah oleh Mobil Uji Tanah (MUT), serta kawalan pengendalian HPT (Hama dan Penyakit Tanaman)," ungkap Digna.
Dalam program yang diinisasi Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik mendapatkan amanah pendampingan Agro Solution pada 2021 seluas 16 ribu hektare dan penjualan produk pupuk nonsubsidi sejumlah 8 ribu ton yang terdiri dari 4.800 ton NPK nonsubsidi dan 3.200 ton Urea nonsubsidi.
Implementasinya, kata Digna, Petrokimia Gresik bekerja sama dengan 47 mitra dengan potensi areal tanam sebesar 25.346 ha atau 158 persen dari target. Sedangkan hingga 28 Februari 2021 luas tanam yang sudah terealisasi sebesar 2.629,86 hektare atau 17 persen. Petrokimia Gresik mengawali program ini di lahan seluas 108 hektare di Desa Pringgabaya Utara, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan tanaman jagung pada 9 Januari 2021 lalu.
"Melalui program ini, kita juga mengedukasi petani untuk tidak bergantung pada pupuk subsidi. Pupuk non-subsidi dengan komposisi yang tepat mamlu meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani," ucap Digna.
Digna menyebut enam perwakilan mitra yang ikut menandatangani MoU pada kesempatan ini antara lain PT Ijo Sidho Agro (Ngawi), CV Kembar Jaya (Jombang), PT Srikandi Kriya Madani (Bondowoso), CV Sucses Agro Mandiri (Madiun), PT TaniJoy Agriteknologi Nusantara-Fintech (Jakarta), dan PT Murni Sri Jaya (Sragen).
"Agro Solution mengusung konsep usaha pertanian dari hulu hingga hilir, sehingga program ini menguatkan program Solusi Agroindustri, khusunya upaya menjaga kedaulatan pangan nasional di tengah pandemi Covid-19," lanjut Digna.
Sementara itu, di kesempatan yang sama Petrokimia Gresik menandatangani Joint Business Planning (JBP) Retail Management atau Customer Centric Model (CCM). Digna menjelaskan CCM merupakan salah satu program inovasi Petrokimia Gresik untuk meningkatkan penjualan pupuk nonsubsidi di pasar retail dengan menyediakan pupuk berkualitas serta nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
"CCM adalah strategi pendekatan pemasaran dan penjualan yang fokus terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen untuk meningkatkan market share produk," ucap Digna.