Senin 22 Feb 2021 13:08 WIB

Kemendag Masih Dalami Dampak Banjir Terhadap Mahalnya Cabai

Sejauh ini distribusi komoditas dari sentra menuju daerah perkotaan masih berjalan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Penjual menunjukkan cabai rawit merah di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Harga komoditas cabai mengalami lonjakan harga dalam beberapa hari terakhir.
Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
Penjual menunjukkan cabai rawit merah di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Harga komoditas cabai mengalami lonjakan harga dalam beberapa hari terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga komoditas cabai mengalami lonjakan harga dalam beberapa hari terakhir. Hal itu diketahui akibat menurunnya pasokan dan distribusi yang dipicu oleh bencana banjir di berbagai daerah sentra produksi cabai.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Syailendra, menjelaskan, pihaknya masih mengidentifikasi dampak banjir terhadap penurunan produksi maupun arus distribusi cabai ke setiap daerah.

Baca Juga

"Saya terus terang masih melihat dampak banjir ini karena beberapa pekan lalu informasi dari asosiasi, daerah masih tetap produksi," kata Syailendra kepada Republika.co.id, Senin (22/1).

Meski produksi tetap berjalan, Syailendra menuturkan, tingkat produksi belum begitu optimal lantaran panen raya baru jatuh pada bulan Maret 2021.

"Karena itu, kita lagi cek seberapa signifikan dampaknya ke distribusi. Apakah juga terhambat untuk masuk ke Jabodetabek? Masih kita cek," kata dia.

Baca juga : United Airlines Hentikan Sementara Penerbangan Boeing 777

Menurutnya, sejauh ini distribusi komoditas pangan dari sentra menuju daerah perkotaan masih bisa berjalan. Meskipun di sebagian daerah melalui satu jalur akibat masih terganggu akibat banjir.

Perkembangan cuaca dalam beberapa hari ke depan akan sangat menentukan kelancaran distribusi cabai. Menurut Syailendra, para pihak distributor mengkhawatirkan kelancaran pengiriman jika curah hujan tinggi masih berlangsung.

Adapun soal operasi pasar, Syailendera menuturkan masih melihat perkembangan situasi. Ia menilai, selama produksi dan distribusi masih lancar operasi pasar tidak perlu dilakukan. "Bagaimana kita mau operasi pasar? Kita lihat dulu situasi, karena itu seharusnya tidak perlu terjadi," kata dia.

Mengutip statistik Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga cabai rawit per Senin (22/2) dihargai Rp 84 ribu per kilogram (kg) atau naik 4,44 persen dari akhir pekan lalu.

Harga tertinggi terdapat di DKI Jakarta sebesar Rp 118.350 per kg. Adapun harga terendah di Sumatera Utara yakni Rp 40.000 per kg. Sebagaimana diketahui, cabai rawit merah merupakan jenis aneka cabai yang paling banyak dikonsumsi masyarakat selain cabai merah keriting.

Baca juga : Dampak Banjir, Seluruh Perjalanan KA Jarak Jauh Dibatalkan

Adapun harga cabai merah keriting sebesar Rp 48.050 per kg, turun 1,44 persen dari pekan lalu. Sementara cabai merah besar dihargai Rp 46.550 per kg, turun sekitar 1,69 persen. Meski menurun, harga tersebut jauh di atas rata-rata harga aneka cabai yang berkisar Rp 30 ribu-Rp 40 ribu per kg. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement