Selasa 16 Feb 2021 12:13 WIB

Jokowi Kenalkan Direksi Lembaga Pengelola Investasi

Melalui LPI, Indonesia punya alternatif pembiayaan yang memadai untuk akselerasi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Ketua DPR Puan Maharani (kedua kanan) berbincang dengan Menteri BUMN Erick Thohir (tengah), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri), Dua Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel (kiri) dan Azis Syamsuddin (kanan) usai menggelar pertemuan tertutup di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Rapat tersebut membahas pembentukan Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA
Ketua DPR Puan Maharani (kedua kanan) berbincang dengan Menteri BUMN Erick Thohir (tengah), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri), Dua Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel (kiri) dan Azis Syamsuddin (kanan) usai menggelar pertemuan tertutup di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Rapat tersebut membahas pembentukan Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkenalkan formasi lengkap Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/2) pagi. Di jajaran Dewan Pengawas, Jokowi mengumumkan dua nama anggota ex-officio, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Sementara, dari unsur profesional terdapat tiga orang anggota Dewas INA. Yakni, Haryanto Sahari yang ahli di bidang tata kelola perusahaan dan manajemen risiko; Yozua Makes ahli di bidang hukum, korporasi, dan keuangan; serta Darwin Cyril Noerhadi yang ahli di bidang pasar modal dan memiliki pengalaman dalam fundraising dan investasi hingga 1,5 miliar dolar AS di Indonesia, India, dan Vietnam.

Lebih lanjut, Jokowi juga mengenalkan jajaran Direktur INA. Pertama, yakni Ridha Wirakusumah sebagai CEO INA (Ketua Dewan Direktur). Ridha diketahui berpengalaman sebagai eksekutif senior di Indonesia perbankan, jasa keuangan, dan investasi.

“Terakhir, sebagai CEO di Bank Permata. Beliau memiliki pengalaman panjang, pernah menjadi CEO di berbagai perusahaan multinasional. Direktur Kohlberg Kravis Robert di Hong Kong, presiden and CEO AIG di Hong Kong, kemudian presiden dan CEO Asia-Pasifik di GE (General Electric), capital consumer finance and banking serta CEO di Maybank Indonesia,” ujar Jokowi.

Kedua, yakni Arif Budiman sebagai Deputi CEO INA. Ia ahli di bidang industri keuangan dan investasi serta memiliki pengalaman 25 tahun di berbagai perusahaan internasional dan domestik. Arif juga dipercaya sebagai Presiden McKinsey Indonesia serta pernah menjadi konsultan Booz Allen Hamilton di Amerika dan di Asia dan pernah menjadi dirut Danareksa dan dirkeu Pertamina.

Ketiga, Stefanus Ade Hadidjaja sebagai Chief Investment Officer INA. Ia ahli di bidang praktisi investasi profesional serta berpengalaman sebagai konsultan internasional, CEO dan komite investasi di berbagai perusahaan multinasional.

Keempat, Marita Alisjahbana sebagai Chief Risk Officer di INA. Ia ahli di bidang manajemen risiko dan pernah menjabat sebagai Country and Corporate Risk Manager Citibank Indonesia selama 15 tahun.

Kelima, Eddy Porwanto sebagai Chief Financial Officer. Ia diketahui ahli di pengelolaan keuangan dan berpengalaman sebagai direktur keuangan di berbagai sektor industri, seperti penerbangan, otomotif, dan consumer goods.

Jokowi yakin, INA akan memperoleh kepercayaan nasional dan internasional dengan fondasi hukum dan dukungan politik yang kuat, jajaran dewas dan direksi yang hebat, serta memiliki jejaring internasional yang kuat. Melalui INA, Indonesia mempunyai alternatif pembiayaan yang memadai untuk akselerasi menuju Indonesia maju.

“Saya bersama jajaran pemerintah dan juga mengharapkan DPR, BPK, serta lembaga-lembaga negara lain juga mendukung penuh gerak INA ini. Harus inovatif, harus berani mengambil keputusan yang out of the box dengan tata kelola yang baik,” ujar Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement