Selasa 16 Feb 2021 04:33 WIB

Kemenkeu: Program PEN Cegah 5 Juta Orang dari Kemiskinan

Tanpa perlindungan sosial, angka kemiskinan bisa mencapai 11,8 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Foto udara bataran Sungai Cileueur di Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (18/8). Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan, perlindungan sosial merupakan instrumen utama pemerintah untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan. Sepanjang tahun lalu, melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), perlindungan sosial terbukti mampu melindungi masyarakat miskin dan rentan dengan menahan angka kemiskinan di level 10,19 persen pada September 2020.
Foto:

Dukungan PEN untuk UMKM diberikan untuk menopang permodalan dan cash flow agar tetap bertahan dan dapat melakukan jump start pada masa pemulihan ekonomi. Bentuk dukungan UMKM tersebut antara lain berupa penempatan dana, subsidi bunga, Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) dan pembiayaan investasi LPDB.

Sepanjang 2020, pemerintah telah menyalurkan dukungan UMKM sebesar Rp 112,4 triliun. Bentuk dukungan ini sangat membantu UMKM untuk tetap melakukan aktivitas ekonomi. Secara khusus, 97 persen usaha mikro penerima BPUM masih tetap melanjutkan usahanya.

"Dengan demikian, aktivitas ekonomi UMKM tetap berjalan, daya beli masyarakat miskin dan rentan terdampak dapat terjaga di masa pandemi," tutur Febrio.

Selaras dengan tren pemulihan ekonomi, Febrio menekankan, pemerintah tetap memberi dukungan kebijakan countercyclical untuk penanganan Covid-19 dan program PEN pada 2021. Berbagai kebijakan prioritas akan terus berlanjut, misalnya melalui vaksinasi massal, penguatan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan memakai sabun) dan 3T (testing, tracing, dan treatment), serta penguatan Program PEN.

 

Dengan tren ekonomi terkini, Febrio menyebutkan, pemerintah optimistis, namun tetap waspada bahwa pandemi dapat dikendalikan dan aktivitas sosial ekonomi terus berangsur pulih. "Sehingga tingkat kemiskinan dan pengangguran ke depannya dapat menurun kembali," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement