Senin 15 Feb 2021 10:49 WIB

Rekor Baru, Bitcoin Dekati Rp 700 Juta

Pekan lalu Tesla Inc menginvestasikan sekitar 1,5 miliar dolar AS ke dalam Bitcoin.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Bitcoin
Bitcoin

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bitcoin mencapai rekor baru pada Ahad (14/2), naik hingga menjadi di atas 49.000 dolar AS untuk pertama kalinya. Seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (15/2), cryptocurrency terbesar di dunia itu mencapai sekitar 49.694 dolar AS atau sekitar Rp 695,716 juta (kurs Rp 14.000 per dolar AS) pada hari sebelumnya yang sebesar 48.904 dolar AS pada pukul 10:10 waktu New York.

Sekarang, bitcoin naik hampir 70 persen sepanjang tahun 2021. Saingan cryptocurrency Ether mencapai rekor pada hari Sabtu dan naik sekitar 150 persen year-to-date.

Baca Juga

Bitcoin telah didukung dalam beberapa bulan terakhir oleh dukungan dari orang-orang seperti Paul Tudor Jones dan Stan Druckenmiller. Bloomberg melaporkan pada hari Sabtu (13/2) pekan lalu, bahwa Morgan Stanley mungkin bertaruh pada Bitcoin di lengan investasi 150 miliar dolar AS, menyusul berita akhir pekan lalu bahwa BNY Mellon berencana untuk melayani cryptocurrency untuk kliennya.

Dan itu setelah Tesla Inc menginvestasikan sekitar 1,5 miliar dolar AS ke dalam Bitcoin. Namun, para skeptis memperingatkan bahwa kelas aset bisa saja berada dalam gelembung.

“Dengan setiap pengumuman besar seperti yang dibuat BNY Mellon, institusi lain didorong untuk adopsi dan penyebaran aset digital yang lebih cepat,” kata Patrick Campos, kepala strategi di Securrency, pengembang teknologi keuangan dan peraturan berbasis blockchain, pada hari Jumat (12/2) dikutip dari Bloomberg, Senin (15/2).

Ia menilai, pengumuman Tesla baru-baru ini akan memberanikan perusahaan dan institusi besar lainnya untuk menerima crypto bukan hanya sebagai kelas aset yang layak, tetapi bahkan mungkin yang penting.

"Lebih penting lagi, pembangunan layanan kelembagaan yang sesuai untuk mendukung perkembangan ini akan memicu perkembangan terkait aset digital lainnya di dalam lembaga tersebut dan di ekosistem yang lebih besar," katanya menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement