REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BCA Syariah memasang strategi pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan pada 2021.
Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengatakan, strategi tersebut konsisten diterapkan sejak lama seiring dengan perkembangan ekonomi. Terlebih, kondisi pasar terus berubah.
Karena itu, maka John mengatakan, BCA Syariah harus terus melakukan inovasi di berbagai macam produk dan layanan. "Strategi kami untuk tetap selalu berada di tengah nasabah, tetap relevan, dan nasabah-sentris," kata John dalam paparan kinerja BCA Syariah tahun 2020 secara daring, Senin (8/2).
BCA Syariah mampu menunjukkan kemampuannya untuk bertahan di tengah tantangan ekonomi. Manajemen aset dan liabilitas optimal, serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik dengan senantiasa mengedepankan prinsip kehatian-hatian menjadi kunci dalam melaksanakan operasional perbankan BCA Syariah.
Tahun 2021, BCA Syariah tetap memasang target konservatif. John mengatakan, target pertumbuhan aset pada 2021 sebesar 5-10 persen, begitu juga dengan pendapatan. Sementara target pembiayaan dan DPK di kisaran 3-8 persen.
"Kita juga berharap tidak terjadi peningkatan NPF, kita jaga tetap di bawah satu persen," kata dia.
Direktur Pembiayaan dan Koperasi BCA Syariah, Rickyadi Widjaja menyampaikan, BCA Syariah selalu menjaga NPF pada kisaran 0,5-0,6 persen. Restrukturisasi yang menjadi kebijakan OJK juga cukup membantu mempertahankan rasio NPF.
Selain itu, BCA Syariah juga menjaga pertumbuhan pembiayaan yang sangat selektif. Ricky mengatakan masih, ada tantangan di tahun ini termasuk untuk pertumbuhan pembiayaan.
"Secara umum tidak ada industri yang spesifik kita hindari, karena kita yakin meski semua sedang turun, tetap ada debitur yang bagus," kata Ricky.