REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Jepang terus memberikan insentif kepada produsen untuk mengurangi ketergantungan dengan mitra dagang terbesarnya, China. Pemerintah akan mengalokasikan 222,5 miliar yen atau 2,1 miliar dolar AS lagi dalam beberapa bulan mendatang untuk membantu mendanai proyek-proyek yang meningkatkan manufaktur domestik atau mendiversifikasi rantai pasok di Asia.
Jepang tidak mengaitkan secara langsung rencana tersebut dengan China. Tapi, mereka malah mengatakan, insentif diberikan untuk memperkuat kemitraannya dengan ASEAN, sekelompok negara di Asia Tenggara yang tidak termasuk China.
Insentif tambahan ini akan datang dari anggaran tambahan ketiga yang disetujui oleh parlemen pada pekan lalu, setelah sebagian besar alokasi dana dan cadangan tahun 2020 habis.
Seperti dilansir di Bloomberg, Rabu (3/2), pemerintah telah mengeluarkan 23,1 miliar yen untuk swasta sejak program subsidi diluncurkan pada tahun lalu. Dana itu telah diberikan kepada 81 proyek di luar negeri yang berkaitan dengan barang medis, suku cadang mobil dan produk lain.