REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengaku, selama pandemi yang berlangsung 2020 tak membuat perusahaan minyak pelat merah ini merugi. Ia mengatakan, Pertamina masih mencatatkan kinerja keuangan yang positif dan membukukan laba.
"Ada banyak strategi yang kami jalankan sepanjang 2020 dan membuat Pertamina berhasil mencetak laba meski luar biasa effort-nya," ujar Nicke dalam Energy Outlook, Kamis (4/2).
Meski begitu, Nicke enggan menjabarkan lebih lanjut seperti apa posisi kinerja keuangan perusahaan. Ia juga enggan menjelaskan lebih lanjut seberapa besar laba yang diraup Pertamina tahun lalu.
Namun, Nicke menjelaskan salah satu yang membuat Pertamina meraup laba di 2020 kemarin karena Pertamina menekan biaya pokok produksi (BPP) bahan bakar minyak (BBM). Hal ini didapat saat harga minyak dunia sedang remuk di awal tahun lalu Pertamina melakukan pembelian minyak mentah dalam jumlah besar.
"Ini lalu kami simpan di floating storage dan kilang kilang kami. Jadi ini yang bisa menekan BPP kita. Disatu sisi, kami juga lakukan efisiensi luar biasa untuk melakukan adjustment," ujar Nicke.
Meski begitu, di sisi hilir, Nicke tak menampik Pertamina sangat terpuruk. Ia mengatakan, penjualan BBM di kota kota besar menurun 50 persen. Secara nasional, sepanjang 2020 penjualan BBM pertamina anjlok 25 persen.
"Di kota besar turun 50 persen. Sepanjang 2020 secara nasional turun 25 persen. Penurunan harga minyak sangat terdampak. Lalu, nilai tukar yg terdepresiasi sangat berpengaruh pada perusahaan migas," ujar Nicke.