Kamis 04 Feb 2021 06:18 WIB

Ekonom Sebut 2021 Masih tak Mudah Bagi Ekonomi RI

Belum ada pertanda pandemi akan berakhir dalam waktu dekat.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi
Foto:

Baru-baru ini, Riefky mencatat, pemerintah telah mengalokasikan setidaknya 5 miliar dolar AS atau setara dengan 0,2 persen Produk Domestik Bruto (PDB) untuk bantuan fiskal yang fokus terhadap apek kesehatan selama masa pandemi.

Jumlah tersebut dinilainya masih rendah dibandingkan negara berkembang lain seperti India dan Argentina. Masing-masing dari mereka mengalokasikan 0,5 persen dan 0,3 persen dari PDB untuk stimulus di bidang kesehatan.

Selandia Baru, salah satu negara yang dinilai sukses dalam mengatasi penyebaran virus Covid-19, telah mengucurkan setidaknya 2,5 miliar dolar AS stimulus fiskal untuk dunia kesehatan. Secara nominal, jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan Indonesia tetapi sebenarnya setara dengan 1,2 persen dari PDB mereka.

Apabila fasilitas kesehatan tidak sepenuhnya dipersiapkan dengan anggaran signifikan, pengentasan pandemi diperkirakan membutuhkan waktu lebih lama. "Mekanisme yang demikian tidak akan membawa apapun melainkan babak baru dari rantai kerusakan yang di saat bersamaan juga mengancam kapasitas fiskal," ujar Riefky.

Memfokuskan belanja pada bidang kesehatan dan juga menjaga sistem pemberian bantuan akan membantu menghambat laju penyebaran virus dan mengatasi dampak negatif yang sedang terjadi akibat pandemi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement