REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah kian serius untuk menggarap potensi Aspal Buton (Asbuton) yang melimpah. Tak hanya untuk mencukupi kebutuhan di dalam negeri, potensi aspal Indonesia juga berpeluang untuk mengisi pasar ekspor.
Asbuton sendiri merupakan jenis aspal alami yang secara spesifik terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Aspal ini hanya dapat ditemukan di dua wilayah di dunia, yakni di Indonesia dan di Trinidad, Amerika Selatan. Asbuton di Indonesia memiliki potensi sebesar 694 juta ton.
Pemerintah pun akan melakukan validasi terhadap data cadangan terbukti dan cadangan tertambang oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Ayodhia GL Kalake dan tim melakukan kunjungan kerja ke Pulau Buton, Sulawesi Tenggara pada Senin (1/2).
Ayodhia menyampaikan kunjungan tersebut bertujuan untuk meninjau kesiapan industri Asbuton juga infrastruktur pendukung, seperti pembangunan akses dan pelabuhan, serta tata kelola izin usaha pertambangan (IUP). Beberapa titik yang dikunjungi, antara lain lokasi tambang PT Wijaya Karya Bitumen, Pelabuhan Nambo, Pabrik PT Kartika Prima Abadi, dan Pelabuhan Banabungi PT Wika Bitumen. Ayodhia menegaskan bahwa sumber daya alam ini merupakan kesempatan yang bisa dikembangkan oleh dalam negeri.
“Tujuan kami ke sini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang potensi yang ada di wilayah Buton. Kami datang ke sini karena kami juga ingin memastikan tentang kesiapan fasilitas pendukung, baik infrastruktur maupun sarana prasarana agar nantinya distribusi Asbuton bisa berjalan dengan baik,” ungkap Ayodhia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/2).
Kata dia, Asbuton di Indonesia memiliki potensi yang besar. Sayangnya, saat ini pemenuhan kebutuhan aspal nasional masih didominasi oleh impor karena penggunaan Asbuton masih belum maksimal. Di Indonesia sendiri terdapat 16 perusahaan yang bergerak dalam industri Asbuton.