Ahad 31 Jan 2021 09:38 WIB

PTDI Siap Komersialisasikan Pesawat N219

Pesawat N219 bisa membantu penerbangan konektivitas dan perintis di pelosok.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Pesawat N219. PT Dirgantara Indonesia (PTDI) pada tahun ini fokus untuk melakukan pengembangan dan komersialisasi dari pesawat N219.
Foto: https://www.indonesian-aerospace.com/
Pesawat N219. PT Dirgantara Indonesia (PTDI) pada tahun ini fokus untuk melakukan pengembangan dan komersialisasi dari pesawat N219.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dirgantara Indonesia (PTDI) pada tahun ini fokus untuk melakukan pengembangan dan komersialisasi pesawat N219. Tahun lalu, PTDI berhasil mengantongi type certificate (TC) dan sedang masuk tahap production certificate (PC).

Manager Komunikasi PTDI Adi Prastowo menjelaskan, PTDI pada awal tahun ini fokus menyelesaikan tahapan production certificate (PC). Namun, secara paralel PTDI akan mulai masuk tahap komersialisasi di tahun ini.

Baca Juga

Harapannya, pesawat N219 bisa membantu mengisi kebutuhan penerbangan konektivitas dan perintis di pelosok Indonesia. "Selain itu, kami berharap kontribusi kami bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan lebih merata," ujar Adi kepada Republika, Ahad (31/1).

Adi menjelaskan, saat ini kapasitas produksi pesawat N219 adalah empat unit per tahun. Namun, perusahaan sedang dalam tahap kajian untuk melakukan peningkatan fasilitas produksi.

"Sehingga secara bertahap kemampuan produksi akan terus dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pasar," ujar Adi.

Untuk tahap komersialisasi, kata Adi, PTDI aktif melakukan penetrasi dan pemasaran tak hanya di dalam negeri tetapi juga ke pasar internasional. "Untuk pesawat N219, PTDI saat ini terus melakukan penetrasi dan pemasaran baik dalam maupun luar negeri," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi /Kepala Badan Riset dan Inovasi (Ristek/BRIN) Bamban Brodjonegero menjelaskan, proyek pesawat N219 ini memang proyek keroyokan. Pengembangan pesawat N219 ini akan dibuat dalam varian amfibi memenuhi kebutuhan sektor pariwisata dan penanganan bencana.

"Pesawat N219 amfibi dibutuhkan terutama untuk melayani transportasi ke pulau-pulau yang sampai saat ini masih sulit dijangkau, baik karena letaknya maupun karena infrastruktur yang masih kurang," kata Bambang.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza juga menjelaskan, dalam praktik produksi, BPPT akan membantu PTDI serta LAPAN sebagai partner pengembangan PTDI dalam memproduksi pesawat N219 amfibi.

Pendampingan tersebut merupakan bagian dari fokus BPPT 2021 dalam pengembangan teknologi Bangun Indonesia Maju di bidang transportasi. BPPT sudah terlibat dalam pengembangan teknologi bidang transportasi massal dan kendaraan ramah lingkungan pada akhir 2020.

"BPPT juga mendampingi LAPAN dalam pengembangan pesawat N219 amfibi yakni pesawat yang mampu lepas landas di perairan," kata Hamam.

N219 merupakan proyek yang melibatkan banyak lembaga seperti PTDI, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, Bappenas, Kementerian Riset dan Teknologi, BPPT, dan LAPAN. Semua lembaga terkait diharapkan dapat memfungsikan diri sesuai tugas dan fungsi masing-masing lembaga untuk mendukung proses rancang bangun N219.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement