REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyerap Rp 16 triliun dari lelang kedua Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun ini. Sama seperti lelang perdana pada dua pekan lalu, penawaran SBSN kali ini kembali dilakukan dua kali, yakni pada Selasa (26/1) dan Rabu (27/1).
Penawaran pertama dilakukan pada Selasa melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI). Berdasarkan keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, total penawaran yang masuk mencapai Rp 23,3 triliun. Tapi, pemerintah hanya menyerap Rp 9 triliun.
Karena belum memenuhi target, DJPPR Kemenkeu kembali melakukan lelang SBSN tambahan atau Green Shoe Option pada Rabu (27/1). Dari total penawaran Rp 8 triliun yang masuk, pemerintah menyerap Rp 7 triliun.
Lelang pertama dilakukan terhadap enam seri SBSN. Mereka adalah SPNS13072021 dengan tingkat imbalan diskonto, PBS027 yang memiliki imbal hasil 6,5 persen dan PBS017 memberikan tingkat imbalan 6,125 persen.
Tiga seri lainnya adalah PBS029, PBS004 dan PBS028. Masing-masing memberikan imbal hasil 6,375 persen, 6,1 persen dan 7,75 persen.
Sementara itu, Green Shoe Option hanya dilakukan untuk lima seri PBS dengan tingkat imbalan yang sama. Penawaran dilakukan dengan underlying assetnya adalah proyek/ kegiatan APBN 2021 dan Barang Milik Negara (BMN) berupa tanah/ bangunan.
Lelang tambahan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195/PMK.08/2020 tentang Lelang Surat Berharga Syariah Negara di Pasar Perdana Domestik.