REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah kini memiliki Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) yang diusung untuk memetakan proyeksi serta pemenuhan kebutuhan energi nasional dalam beberapa tahun ke depan. Dalam GSEN yang baru saja disusun itu pemerintah memasang target tidak lagi mengimpor BBM seluruhnya pada 2030.
Djoko Siswanto, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), mengatakan dalam GSEN kebutuhan BBM untuk dalam negeri diproyeksikan akan terus naik dari 1,13 juta barel per hari (bph) pada 2020 menjadi 1,36 juta bph pada 2025 dan menjadi 1,55 juta bph pada 2030. Setelah itu, akan mencapai 1,98 juta bph di 2040. Dari seluruh kebutuhan itu, impor masih dibutuhkan untuk bensin yakni sebesar 194 ribu bph pada 2025.
Menurut Djoko, pada 2030 beberapa alternatif bahan bakar sudah diaplikasikan di tanah air, seperti Bahan Bakar Gas (BBG), Bahan Bakar Nabati (BBN) dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterei (KLBB).
“Kita masih akan impor (bensin) kalau tidak ada program BBG, KBLBB, biofuel, dan bangun kilang,” kata dia, Senin (25/1).
Untuk BBG, pemerintah menargetkan terdapat 440 ribu kendaraan dan 257 unit kapal yang akan menggunakannya dan mengurangi kebutuhan BBM setara 112 ribu bph di 2030.