Jumat 22 Jan 2021 20:34 WIB

Mitra Binaan Pertamina Berdayakan Anak Putus Sekolah

Pertamina akan mendorong UMKM binaan lain agar dapat naik kelas

Pemilik UMKM Tenun Sutera Isam Samsudin ini sudah cukup lama malang melintang di dunia usaha kain sutra khas Garut. Usaha yang dimilikinya pun kini masuk dalam kategori UMKM naik kelas.
Foto: Pertamina
Pemilik UMKM Tenun Sutera Isam Samsudin ini sudah cukup lama malang melintang di dunia usaha kain sutra khas Garut. Usaha yang dimilikinya pun kini masuk dalam kategori UMKM naik kelas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang Pertamina UMKM Academy: Fast Track yang berlangsung selama dua bulan pada akhir tahun 2020 lalu terbukti efektif. Banyak peserta mitra binaan yang mendapatkan keuntungan usai mengikuti acara tersebut. Utamanya yakni menjadi UMKM naik kelas karena dinyatakan memenuhi satu diantaranya kriteria yang dibutuhkan.

Salah satu diantaranya yakni Isam Samsudin. Pemilik UMKM Tenun Sutera Isam Samsudin ini sudah cukup lama malang melintang di dunia usaha kain sutra khas Garut. Usaha yang dimilikinya pun kini masuk dalam kategori UMKM naik kelas. Sebab, semenjak menjadi mitra binaan Pertamina, usahanya makin berkembang pesat.

Baca Juga

“Usaha kami bermula hanya tujuh orang karyawan saja. Kini sudah berkali-kali lipat jadi 55 orang. Mereka adalah para tetangga sekitar saya di mana banyak anak putus sekolah dan ibu-ibu rumah tangga yang menganggur. Kami berdayakan mereka supaya bisa menambah penghasilan keluarga,” tuturnya, dalam siaran persnya, Jumat (22/1). Hal ini bagus karena sebagai implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) dibidang sosial.

Dengan bertambahnya pekerja, secara otomatis semakin banyak peralatan yang dibutuhkan. Dengan modal bergulir yang didapatkan dari Pertamina, Isam banyak membelanjakannya untuk membeli alat tenun. Pada awal memulai usaha, ia hanya mempunyai 5 alat tenun bukan mesin (ATBM). Saat ini, semenjak menjadi binaan Pertamina, ia memiliki 35 buah ATBM.

“Sangat beruntung dan bersyukur memang menjadi binaan Pertamina. Tidak hanya pinjaman modal, melainkan juga terus dibina dalam menjalani usaha,” imbuhnya. Pembinaan itupun selalu diterapkan oleh Isam. Hingga akhirnya, usahanya pun mengalami peningkatan omzet yang cukup signifikan. Dari semula Rp 25 juta per bulan, kini bisa mencapai ratusan juta per bulan. Ruang lingkup pemasaran produknya mayoritas di wilayah Jakarta, kemudian sebagian di Bandung, Bali, dan Surabaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement