Jumat 22 Jan 2021 12:46 WIB

Bank Dunia Pinjamkan Rp 7,03 T untuk Tanggap Bencana

Sejak 2014, negara membelanjakan hingga 500 dolar AS per tahun untuk bencana.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Warga melintas di dekat puing-puing rumah akibat banjir bandang di Desa Waki, Kecamatan Batu Benawa,Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Rabu (20/1/2021). Bank Dunia menyetujui pemberian pinjaman ke Indonesia senilai 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 7,03 triliun (kurs Rp 14.069 per dolar AS) yang digunakan untuk memperkuat ketahanan keuangan dan fiskal Indonesia.
Foto:

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen menjelaskan, ketersediaan dan aliran dana yang meningkat berdampak positif terhadap penduduk Indonesia. Mereka akan merasakan bantuan lebih cepat dan lebih tepat sasaran.

“Ini terutama akan menguntungkan mereka yang paling miskin dan rentan, yang paling terdampak ketika tanggap bencana mengalami keterlambatan. Mereka juga sering harus kehilangan pekerjaan dan pendapatan yang membuat mereka tetap berada di jurang kemiskinan,” ujarnya.

Proyek baru ini akan mendukung Strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana Nasional milik pemerintah dengan memperkuat ketahanan fiskal serta keuangan Indonesia melalui Pooling Fund Bencana (PFB). PBF merupakan skema mengumpulkan, mengakumulasikan dan menyalurkan dana khusus bencana oleh sebuah lembaga pengelola dana.

PFB akan menjadi mekanisme sentral di mana pembiayaan pascabencana dapat mengalir dari berbagai sumber. Pembiayaan tersebut akan memanfaatkan pasar asuransi domestik dan internasional dalam menyiapkan kapasitas keuangan untuk menjadi penyangganya.

Proyek ini juga akan membantu memastikan aliran dana ke instansi pemerintah terkait dilakukan secara transparan dan efektif. Termasuk di antaranya penelusuran anggaran untuk pengeluaran terkait bencana, pembayaran bantuan sosial yang lebih cepat dan peningkatan perencanaan kesiapsiagaan untuk krisis kesehatan.

 

Pinjaman Bank Dunia didukung oleh hibah senilai 14 juta dolar AS dari Global Risk Financing Facility (GRiF). Tujuannya, membantu membangun kapasitas teknis, sistem pengelolaan lingkungan dan sosial hingga menghadirkan teknologi baru dalam pengelolaan Pooling Fund.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement