REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ekonomi Jerman menyusut 5 persen tahun lalu karena pandemi Covid-19 yang memakan korban. Kantor statistik nasional negara itu mengatakan sebagian besar sektor ekonomi sangat terpengaruh oleh keadaan darurat kesehatan.
Ini adalah penurunan tajam, meskipun banyak ekonom memperkirakan kontraksi akan lebih buruk. Kontraksi tersebut juga lebih kecil dibandingkan penurunan pada tahun 2009 yang disebabkan oleh krisis keuangan global.
Dilansir BBC, Kamis (14/1), jika disesuaikan dengan jumlah hari kerja (tahun lalu lebih banyak dibandingkan tahun 2019), penurunan PDB agak lebih dalam yaitu 5,3 persen, meskipun masih belum sebesar tahun 2009. Andrew Kenningham, dari konsultan Capital Economics yang berbasis di London, mengatakan hal itu sebagai kemerosotan besar.
Ada penurunan tajam dalam pengeluaran rumah tangga (6 persen) dan dalam investasi mesin dan peralatan (12,5 persen).
Jerman adalah eksportir terkemuka, khususnya barang-barang manufaktur, dan penjualan di luar negeri turun 10 persen. Penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh peningkatan konstruksi. Ada juga peningkatan pengeluaran pemerintah, karena Berlin berusaha membatasi tingkat kerusakan ekonomi.
Jerman baru-baru ini mengalami peningkatan kasus Covid-19 dan ada pembatasan terkait yang diberlakukan. Kanselir Angela Merkel telah memperingatkan mereka bisa berada di tempat selama delapan hingga 10 minggu lagi.
Situasi kesehatan dan respons pemerintah terhadapnya pasti akan mempengaruhi perekonomian. Kenningham mengatakan kemungkinan ekonomi akan menurun lagi pada kuartal saat ini.
Namun, melihat lebih jauh ke depan, para ekonom memperkirakan vaksin akan mendukung pemulihan di Jerman dan seluruh dunia.
Jerman kurang terpengaruh pada tahap awal pandemi dibandingkan banyak negara maju lainnya dan itu mungkin membantu mengurangi konsekuensi ekonomi dari krisis kesehatan. Banyak negara maju lainnya yang lebih terpengaruh dalam hal kesehatan masyarakat, termasuk Inggris, Prancis, Italia, dan Spanyol, kemungkinan akan melaporkan kontraksi yang lebih dalam secara signifikan untuk tahun 2020 ketika angka-angka tersebut dipublikasikan dalam beberapa minggu mendatang.