REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Salah satu sistem data Bank sentral Selandia Baru dibobol peretas pada Ahad (10/1). Kejadian ini memungkinkan para peretas dapat mengakses informasi sensitif, baik secara komersial maupun pribadi.
Dalam sebuah pernyataan, bank yang berbasis di Wellington itu menyebutkan, layanan berbagi file pihak ketiga yang digunakan oleh Reserve Bank of New Zealand untuk berbagi dan menyimpan informasi sensitif telah diakses secara ilegal.
Gubernur Bank Sentral Adrian Orr mengatakan, peretasan itu telah diatasi dan fungsi inti maupun kegiatan operasional perbankan tetap berjalan secara sehat.
"Kami bekerja sama dengan ahli keamanan siber domestik dan internasional serta otoritas terkait lainnya sebagai bagian dari penyelidikan dan tanggapan kami terhadap serangan jahat ini," katanya, seperti dilansir di Reuters, Ahad.
Orr menambahkan, sifat dan tingkat informasi yang berpotensi diakses masih dianalisa. Tapi, kemungkinan, beberapa informasi tersebut bersifat sensitif secara komersial dan pribadi.