Rabu 06 Jan 2021 09:40 WIB

KBI Dorong Peningkatan Transaksi Multilateral

Transaksi hari pertama di JFX didominasi kontrak sistem perdagangan alternatif.

Stephanus Paulus Lumintang, direktur utama Bursa Berjangka Jakarta (paling kanan), tengah memberikan penjelasan tentang transaksi perdagangan berjangka komoditi kepada  Jerry Sambuaga, wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia (kedua dari kiri), Hamdi Hassyarbaini, direktur Bursa Berjangka Jakarta (tengah), Sidharta Utama, kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (kedua dari kiri), dan Fajar Wibhiyadi, direktur utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) (paling kiri), di sela-sela perdagangan hari pertama tahun 2021 di Bursa Berjangka Jakarta, Senin (4/1).
Foto: Dok KBI
Stephanus Paulus Lumintang, direktur utama Bursa Berjangka Jakarta (paling kanan), tengah memberikan penjelasan tentang transaksi perdagangan berjangka komoditi kepada Jerry Sambuaga, wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia (kedua dari kiri), Hamdi Hassyarbaini, direktur Bursa Berjangka Jakarta (tengah), Sidharta Utama, kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (kedua dari kiri), dan Fajar Wibhiyadi, direktur utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) (paling kiri), di sela-sela perdagangan hari pertama tahun 2021 di Bursa Berjangka Jakarta, Senin (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) / KBI merilis data transaksi perdagangan kontrak berjangka komoditi di Jakarta Futures Exchange (JFX) di  hari pertama perdagangan tahun 2021.

Di tahun 2021 ini, perdagangan perdana dilakukan pada hari Senin, 4 Januari 2021, yang dihadiri oleh Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia Jerry Sambuaga serta Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Sidharta Utama. KBI sendiri merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berperan sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi atas perdagangan berjangka komoditi di Jakarta Futures Exchange.

Di perdagangan hari pertama tersebut, terjadi transaksi dengan volume sebanyak 46.603.3 Lot, yang terdiri dari transaksi kontrak Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) sebanyak 46.054.3 Lot dan Kontrak Primer sebanyak 545 Lot. Data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menyebutkan, sepanjang tahun 2020 volume transaksi Kontrak SPA di JFX mencapai 7.767.855,4 lot, sedangkan Kontrak Primer mencapai 1.678.267 Lot.

Sebagai perbandingan, dalam dua  tahun sebelumnya yaitu di 2019 transaksi Kontrak Sistem Perdagangan Alternatif mencapai 6.501.246,7 Lot dan Kontrak Primer mencapai 1.467.516,0 Lot. Sedangkan di tahun 2018, transaksi Kontrak Sistem Perdagangan Alternatif mencapai 9.251.325,7 Lot dan Kontrak Primer mencapai 1.335.797,0 Lot.

“Transaksi di hari pertama perdagangan ini tentunya merupakan awal yang baik di tahun 2021 ini. Setelah melalui tahun 2020 dengan berbagai guncangan ekonomi yang ada ditengah wabah Covid-19, kami optimis tahun 2021 perdagangan berjangka komoditi akan tumbuh lebih baik dibanding tahun 2020. Hal ini melihat program pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah sudah mulai berjalan, serta program vaksin yang akan berjalan pada tahun ini,” kata  Fajar Wibhiyadi, direktur utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (5/1).

Ia menambahkan, ekonomi Indonesia di tahun 2021 diperkirakan akan tumbuh positif setelah mengalami kontraksi yang cukup tajam di tahun 2020. Pemerintah Indonesia sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional ada di level 5 %. 

Fajar mengemukakan, industri perdagangan berjangka komoditi sepanjang tahun 2020 bisa dikatakan cukup tahan terhadap guncangan ekonomi. “Untuk transaksi di Bursa Berjangka Jakarta, sepanjang tahun 2020 volume transaksi tercatat sebanyak 9.433.288 Lot, yang merupakan catatan transaksi tertinggi sepanjang sejarah,” ujarnya. 

Di sela-sela perdagangan hari pertama di JFX, Sidharta Utama, kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengatakan, “Untuk tahun 2021 ini, Bappebti akan memfokuskan pertumbuhan Perdagangan Berjangka Komoditi untuk transaksi Multilateral, karena selama ini masih ketinggalan dibandingkan dengan kontrak berjangka lainnya. Untuk itu, Bappebti akan mendorong termasuk menyiapkan berbagai strategi seperti menjadikan perdagangan multilateral menjadi sesuatu yang menarik bagi investor.”

Terkait transaksi multilateral, Fajar  mengatakan, “Sesuai dengan khittahnya, perdagangan berjangka komoditi adalah kontrak multilateral. Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah kami bersama dari semua pemangku kepentingan di industri perdagangan berjangka komoditi, untuk terus melakukan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat terkait transaksi multilateral.”

Ia menambahkan, sebagai sarana lindung nilai (hedging), kontrak multilateral tentunya akan sangat penting bagi para pelaku ekonomi. “Melihat potensi komoditas yang ada di Indonesia, kami optimis kontrak multilateral akan tumbuh dalam waktu-waktu mendatang,” kata Fajar Wibhiyadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement