REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bitcoin diperdagangkan dengan harga 33.176 dolar AS atau Rp 459 juta pada Senin (4/1) di Asia setelah pada Ahad mencapai harga 34.800 dolar AS. Capaian teranyar dari aset kripto terpopuler ini hanya butuh waktu kurang dari tiga pekan, saat itu harganya 20.000 dolar AS.
Dilansir Reuters, bitcoin sudah naik 800 persen sejak pertengahan Maret. Ini menjadi capaian tertinggi di usianya yang ke-12 tahun. Investor mengatakan keterbatasan pasokan bitcoin membuat harganya bergerak fantastis dalam beberapa hari belakangan.
Sejumlah investor sudah menganggapnya sebagai safe haven di masa pandemi Covid-19 ini, melebihi emas. Prospeknya yang potensial untuk meraup untung besar dalam waktu singkat bisa dibilang membutakan sebagian besar investor AS.
Ia bahkan menarik para trader yang biasanya enggan bergerak dari saham. Perdagangan mata uang digital ini dilakukan di berbagai mata uang. Coinbase bahkan sedang mempersiapkan diri untuk jadi aset kripto pertama AS yang melantai di Wall Street.
Dilansir Business Today, bitcoin sempat turun 25 persen karena pandemi, namun berhasil melambung lagi. Peningkatannya yang signifikan dari 5.000 dolar AS ke 25 ribu dolar AS terjadi saat PayPal mengumumkan pada Maret bahwa pengguna akunnya bisa menggunakan bitcoin.
Ini mencatat kenaikan kolosal hingga 400 persen dalam delapan bulan terakhir. ZebPay yang merupakan bursa aset kripto di India memprediksi nilainya bisa menyentuh 135 ribu dolar AS pada 2030.
Karena kepopulerannya ini, pemerintah India berencana menerapkan pajak 18 persen di setiap transaksinya. Potensi penerimaan pajaknya diperkirakan bisa mencapai 7.200 ringgit per tahun. Di Indonesia sendiri, Bitcoin diperdagangkan di harga Rp 464 juta, sudah naik lebih hampir 100 persen dari level Rp 265,1 juta pada awal bulan Desember 2020.