REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA(ANTARA)-- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono berharap kehadiran Jembatan Terusan Bojonegoro-Blora (TBB) di perbatasan Provinsi Jawa Timur dapat meningkatkan konektivitas dan pengembangan wilayah.
"Kami merasa pengembangan wilayah tidak akan mungkin terjadi tanpa konektivitas. Hanya dengan konektivitas, kami percaya kawasan ini bisa menjadi kawasan yang tidak terisolir, dan bisa maju dengan sendirinya, terlebih dengan adanya kepala daerah yang aktif," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Menteri PUPR menyampaikan sangat mengapresiasi pembangunan Jembatan Terusan Bojonegoro-Blora yang dibangun atas prakarsa dua kabupaten, yakni Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Blora. "Saya kira inisiatif pemerintah daerah seperti ini merupakan hal yang sangat bagus sekali dan kami akan mendukung," kata Menteri Basuki.
Jembatan TBB dibangun dengan masa pelaksanaan sekitar 6 bulan sejak Juni dan telah selesai pada akhir Desember 2020. Pembangunannya merupakan prakarsa Pemerintah Daerah Blora dan Bojonegoro dengan nilai kontrak Rp92 miliar.
Jembatan TBB telah melalui uji beban statik dan dinamik oleh pemerintah daerah yang selanjutnya dilakukan uji loading dan tes sesuai prosedur oleh Kementerian PUPR.
Jembatan TBB memiliki bentang utama sepanjang 220 meter dan lebar lajur 7 meter dengan masing-masing sisi dilengkapi trotoar selebar 1 meter. Jembatan ini terdiri dari 5 bentang menggunakan rangka baja tipe A. Dari sisi produksi, keseluruhan proses produksi menggunakan produk dalam negeri, mulai dari struktur baja hingga tenaga kerja.
Basuki Hadimuljono mengatakan, dengan kehadiran Jembatan TBB yang menghubungkan Desa Luwihaji di Kecamatan Ngraho, Bojonegoro dengan Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Blora diharapkan kegiatan ekonomi di daerah sekitar dapat terus tumbuh dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.