REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Proses perpisahan yang panjang dan terkadang sengit antara Inggris dengan Uni Eropa (UE) akhirnya berakhir pada Kamis (31/12). Perpecahan ekonomi ini membuat UE lebih kecil dan Inggris lebih bebas, namun lebih terisolasi di dunia yang bergejolak.
Seperti dilansir di AP News, Inggris meninggalkan pasar tunggal blok Eropa pada 11 malam waktu London, tengah malam di Brussel. Kebijakan ini menyelesaikan perubahan ekonomi tunggal terbesar yang dialami negara tersebut sejak Perang Dunia II.
Kesepakatan perdagangan Inggris-UE yang berbeda akan membawa pembaruan terhadap pembatasan dan birokrasi. Tapi, bagi pendukung Brexit Inggris, ini berarti merebut kembali kemerdekaan nasional dari UE dan segala peraturannya.
Perdana Menteri Boris Johnson menyebutkan, perpisahan dengan UE merupakan momentum luar biasa bagi Inggris. "Kami memiliki kebebasan di tangan kami dan sekarang terserah kami untuk memanfaatkannya sebaik mungkin," tuturnya dalam video pesan Tahun Baru.