REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketidakpastian perekonomian dunia akibat pandemi Covid-19 mewarnai pergerakan pasar saham domestik sepanjang 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat tembus di atas level 6.300 pada awal tahun bahkan anjlok hingga level 3.900 seiring penyebaran virus tersebut di dalam negeri.
Kejatuhan IHSG ditandai dengan diumumkannya kasus positif pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020. IHSG kemudian jatuh secara bertahap dan menyentuh level terendahnya di posisi 3.911 pada 24 Maret 2020. Kondisi ini diperparah dengan sentimen global terutama hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina.
Meski secara year to date (ytd) IHSG masih terkoreksi 5,09 persen, bursa saham Indonesia perlahan mulai menunjukkan perbaikan. Kondisi indeks mulai membaik seiring diluncurkannya berbagai program pemulihan ekonomi nasional yang disertai upaya-upaya pengembangan vaksin.
Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas Friderica Widyasari Dewi mengatakan perkembangan vaksin Covid-19 menjadi sentimen positif bagi pasar saham. "Harapan terhadap vaksin semakin meningkatkan confidence masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal," kata Friderica belum lama ini.
Untuk pertama kalinya IHSG kembali menyentuh level 5.000 pada awal Juni 2020 dan terus berlanjut hingga kembali ke level 6.000 pada pertengahan Desember 2020 meskipun pada akhir perdagangan Rabu (30/12) ditutup di level 5.979. Menurut Friderica, perbaikan indeks ini didorong oleh optimisme pemulihan ekonomi dan perkembangan vaksin covid-19.