REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut kinerja industri pasar modal mulai menunjukkan geliatnya hingga akhir tahun ini. Hal ini akan membawa dampak positif terhadap kinerja pasar modal pada tahun depan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan sepanjang 2020 industri pasar modal sangat terkoreksi akibat pandemi Covid-19.
“Besar harapan kami capaian baik pada tahun ini menjadi katalis positif bagi kinerja pasar modal pada tahun depan dan berkontribusi membangkitkan perekonomian Indonesia,” ujarnya saat penutupan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) secara virtual, Rabu (30/12).
Menurutnya kepercayaan investor dan pelaku pasar modal terhadap fundamental dan prospek ekonomi menjadi hal yang penting. “Mari kita bangun optimisme bahwa setelah melewati ujian ini, kita akan lebih kuat dan resilient dalam menghadapi tantangan-tantangan ke depan,” ucapnya.
Wimboh juga turut mengapresiasi langkah pemerintah menerbitkan UU Nomor 9 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Menurutnya hal ini bisa membantu kinerja industri pasar modal ke depan, baik dalam bentuk insentif fiskal (baik PPh Badan maupun pajak dividen) serta penyederhanaan proses penerbitan Obligasi Daerah.
"Kami percaya, ke depan kebijakan ini akan menstimulasi kalangan korporasi untuk go public dan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di pasar modal nasional, sehingga dapat menambah daftar capaian pasar modal kita,” ucapnya.
Ke depan OJK bersama dengan pemerintah, Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berupaya untuk menyiapkan berbagai kebijakan dan inisiatif yang diperlukan. Hal ini untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Besar harapan kami, capaian yang baik di tahun ini menjadi katalis positif bagi kinerja pasar modal pada tahun depan dan berkontribusi untuk bangkitnya perekonomian Indonesia," ucapnya.