REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Desember adalah bulannya musim hujan. Para petani pun segera turun ke sawah mengolah tanah. Petakan kecil diolah terlebih dulu untuk lahan pembibitan. Sementara penyiapan lahan yang lebih luas terus dilakukan untuk penanaman bibit padi tersebut.
Ya, musim tanam padi masa rendengan 2020-2021 telah dimulai. Berbagai kebutuhan penanaman pun telah disiapkan. Pasalnya, sama seperti halnya manusia, tanaman padi pun membutuhkan 'makanan' atau nutrisi yang berbeda-beda dalam setiap tahapan usia.
Tampak Junaidi dan Karyadi disaksikan anaknya tengah mencampur tiga jenis pupuk untuk tanaman padi musim rendengan 2020-2021. "Nggak bisa sembarangan mas memberikan pupuk," kata Junaidi (35 tahun) petani di Blok Ki Bubat, Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, saat ditemui Republika, Kamis (10/12)
"Harus tau aturannya. Kalau tidak, tanamannya bisa rusak," tambah dia.
Karenanya, sejak usai Shalat Subuh, Junadi dan saudaranya Karyadi (45) telah menyiapkan sejumlah pupuk. Di antaranya urea, TSP, dan KCL. Ketiga jenis pupuk itu kemudian diblanding (diracik)-nya menjadi satu.
"Biar hemat tenaga dan cepat aja ngasih pupuknya," timpal Karyadi.
Pupuk yang ditebar ke tanaman padi itu, merupakan pemupukan susulan pertama yang dilakukannya saat padi berumur 10 hari setelah tanam (HST). Pupuk yang digunakan adalah urea 75 kg/ha, SP-36 100 kg/ha dan KCL 50 kg/ha.
"Nah, pemupukan susulan kedua diberikan saat tanaman padi berumur 21 HST menggunakan pupuk urea sebanyak 150 kg/ha," ujarnya.
Kata dia, saat padi masih berusia muda misalnya (0-2 minggu, maka tanaman padi masih tumbuh dengan lambat sehingga belum terlalu membutuhkan urea. Namun, untuk tanaman padi muda jelas sangat membutuhkan fosfor (P), kalium (K), dan sulfur (S).
Cara pemupukan padi yang benar, ternyata juga harus memperhatikan waktu pemberian pupuk. Pasalnya, menyebarkan pupuk pada waktu yang salah bisa menyebabkan pupuk tidak terserap dengan baik dan tanaman padi pun tidak mendapatkan nutrisi yang diperlukan.
"Harus pagi-pagi, Mas. Sekitar pukul 08.00 hingga 10.00 WIB. Ini karena embun sudah meninggalkan tanaman dan sinar matahari juga belum terlalu terik," ujar Junaidi.
Jika tidak sempat memberikan saat pagi hari, kata Junaidi, bisa juga diberikan saat sore hari sekitar pukul 16.00 WIB. "Juga jangan diberikan saat hujan atau mendung karena berpotensi menghilangkan pupuk," katanya.
Pada musim tanam rendengan kali ini, Junaidi dan Karyadi berharap, bisa mendapatkan hasil yang optimal. Sebab, hasil gabah musim rendangan ini akan menjadi modal untuk musim tanam berikutnya.