REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan sebanyak 6.606 pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif tersertifikasi Indonesia Care untuk pelaku usaha yang dengan komitmen kuat dalam menerapkan protokol kesehatan CHSE.
Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, mengatakan, untuk Bali, ditargetkan sebanyak 1.000 pelaku usaha yang mendaftar. "Sampai saat ini telah ada 666 pelaku usaha yang sudah selesai disertifikasi secara gratis, terdiri dari 313 hotel dan 353 nonhotel, ujar Ni Wayan Giri melalui keterangan tulis, Jumat (11/12).
Ia pun berharap seluruh masyarakat Indonesia, khususnya yang tergabung di dalam unsur pentaheliks, yaitu akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah, dan media dapat saling mendukung dalam penerapan protokol kesehatan. Hal itu diyakini dapat meningkatkan keyakinan wisatawan untuk berkunjung kembali ke Indonesia.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Organisasi Pariwisata PBB (UNWTO) diketahui tengah membahas upaya pembukaan kembali perjalanan wisata internasional ke Bali.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemenlu, Febrian Alphyanto Ruddyard, mengatakan, dukungan dan kerja sama multilateral memainkan peranan penting. Khususnya dalam pembangunan semua sektor termasuk pariwisata global di masa pandemi ini.
"Kami berharap melalui seluruh rangkaian kegiatan ini, Indonesia dapat menunjukkan kesiapannya untuk menerima kembali wisatawan mancanegara dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan," kata Febrian.
Director for Asia and the Pacific UNWTO, Harry Hwang menyampaikan, dukungan yang diberikan serta kerja sama yang terjalin antara Indonesia dengan UNWTO untuk membuka kembali perjalanan wisata bagi mancanegara bisa menjadi contoh yang baik bagi negara-negara tetangga dalam mengembangkan dan memulihkan sektor pariwisata.