REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan, Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) menjadi salah satu fokus utama implementasi pengembangan ekonomi syariah di sektor riil. Apalagi, kini banyak generasi muda santri yang memiliki jiwa kewirausahaan.
"Koppontren banyak melibatkan generasi muda santri untuk mengembangkan diri menjadi santripreneur. Jadi santri memiliki jiwa kewirausahaan," kata Teten melalui siaran pers pada Rabu (9/12).
Berdasakan data Online Data Sistem (ODS) Kementerian Koperasi dan UKM per 30 Juni 2020, jumlah Koppontren mencapai 2.428 unit. Sementara jumlah anggotanya menembus 90.044 orang.
"Koppontren dapat menjadi pusat pengembangan koperasi pangan," ujar dia. Ia pun mencontohkan, model bisnis di Koppontren Al-Ittifaq, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Model bisnis Koppontren tersebut, kata dia, yakni membuat petani atau pekebun menjadi anggota Koppontren. Lalu Koppontren Al-Ittifaq yang telah terhubung dengan pembiyaan dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) membeli produk petani atau pekebun.
Kemudian, Koppontren berperan dalam pengemasan dan pengawasan mutu produk sayur-mayur dan mengatur masa tanam. Koppontren juga melakukan fungsi distribusi atau mencarikan pasar, mereka telah menyuplai ke ritel besar seperti Aeon, Lulu Supermarket, All fresh, dan lainnya. Koperasi juga mengarahkan ke pasar ekspor.
"Selain itu, Koppontren dapat juga berperan sebagai pusat pendidikan dan inkubasi bisnis. Sehingga menciptakan generasi pengusaha muda," ungkap Teten.