Jumat 04 Dec 2020 18:20 WIB

Jokowi: Permudah Akses Ekspor untuk UMKM

Jokowi meminta atase perdagangan dan ITPC menjadi market agent bagi UMKM.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Presiden RI, Joko Widodo
Foto: Sekretariat Presiden
Presiden RI, Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kementerian Perdagangan dan instansi terkait untuk lebih banyak memberi akses dan pendampingan bagi pelaku UMKM agar bisa merambah pasar ekspor. Kinerja ekspor UMKM ini, menurut Jokowi, juga memberi andil yang cukup signifikan dalam pemulihan ekonomi dan memperluas lapangan kerja. 

Jokowi secara khusus meminta Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang keduanya bernaung di bawah Kementerian Perdagangan agar bisa menjadi market agent sekaligus sebagai pihak yang memberi akses pasar lebih luas bagi UMKM. 

Baca Juga

"Daya saing ekspor khususnya usaha kecil dan menengah harus terus ditingkatkan. Gandeng UMKM di Indonesia menjadi satu kesatuan yang kuat untuk memenuhi order buyers," kata Presiden Jokowi dalam acara pelepasan ekspor ke pasar global tahun 2020, Jumat (4/12). 

Demi menjawab tantangan tersebut, Jokowi pun meminta agar pelaku UMKM dihubungkan dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Tujuannya, agar UMKM yang sebelumnya belum bisa mengakses pembiayaan dari bank bisa terbantu. Selain itu, Jokowi juga menginstruksikan Kemendag memperbanyak program pendampingan bagi pelaku UMKM agar mereka lebih siap masuk pasar dunia. 

"Kita harus penuhi standar pasar global dengan brand yang kuat dan packaging yang semakin baik ini yang akan meningkatkan ekspor kita," kata Jokowi. 

Indonesia mencatatkan surplus dalam neraca perdagangan Januari-Oktober 2020, sebesar 17,07 miliar dolar AS. Tapi Jokowi belum puas. Menurutnya, Indonesia masih punya ruang yang sangat luas untuk merebut pasar ekspor dunia. 

Misalnya, produk kopi yang menjadi salah satu produk andalan Indonesia. Tahun 2019 lalu Indonesia tercatat sebagai produsen kopi terbesar keempat dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Namun dari nilai ekspor kopinya, Indonesia hanya mampu bertengger di peringkat kedelapan dunia, bahkan di bawah Swiss dan Jerman. 

"Jadi potret kinerja ekspor kopi Indonesia masih tertinggal dibanding Vietnam yang pada 2019 mencapai 2,22 miliar dolar AS sedangkan kinerja ekspor kopi Indonesia tahun 2019 di angka 883,12 juta dolar AS," ujar Jokowi. 

Nasib serupa dialami Indonesia untuk produk garmen, kayu ringan, home decor, furniture, hingga komoditas perikanan. Dari sisi angka produksi, Indonesia bisa lebih unggul dari negara-negara lain. Namun dari sisi kinerja ekspor, Indonesia masih banyak tertinggal.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement