REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menetapkan harga jual beli komoditas batu bara (spot) selama bulan Desember 2020 pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) sebesar 59,65 dolar AS per ton. Harga ini mengalami kenaikan sebesar 7,07 persen atau 3,94 dolar AS per ton dibandingkan HBA bulan November sebesar 55,71 dolar AS per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, penyebab kenaikan harga komoditas batu bara Indonesia tak lepas dari meningkatnya permintaan pasar global. "Jepang, Korea Selatan dan India sedang gencar-gencarnya melakukan impor batubara dari Indonesia guna memenuhi kebutuhan industri domestik mereka. Ini menandakan pulihnya industri di negara-negara tersebut," kata Agung di Jakarta, Rabu (2/12).
Faktor lain yang turut memicu penguatan HBA adalah adanya penandatanganan kesepakatan peningkatan kesepakatan ekspor batubara Indonesia ke China. "Dua penyebab tadi turut memperkuat sentimen positif terhadap kenaikan harga batu bara," tegas Agung.
Dalam tiga bulan terakhir, pergerakan HBA terus merangkak naik setelah hampir sepanjang tahun mengalami kelesuan dan kontraksi yang luar biasa akibat pandemi Covid-19. Tercatat pada bulan Oktober, harga batu bara di angka 51 dolar AS per ton dari bulan sebelumnya, September hanya menyentuh angka 49,42 dolar AS per ton. Secara menyeluruh, rata-rata HBA di tahun 2020 yaitu 58,17 dolar AS per ton.
Semenjak Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi global, pergerakan HBA memang mengalami fluktuasi. HBA sempat menguat sebesar 0,28 persen ke angka 67,08 dolar AS per ton pada Maret 2020 dibandingkan Februari 2020 yang dipatok 66,89 dolar AS per ton dan Januari pada angka 65,93 dolar AS per ton.
Kemudian, HBA terus mengalami pelemahan ke angka 65,77 dolar AS per ton pada April dan 61,11 dolar AS per ton pada Mei. Selanjutnya, pada Juni 2020, HBA turun ke angka 52,98 dolar AS per ton, Juli 52,16 dolar AS per ton, dan Agustus 50,34 dolar AS per ton. Sempat turun di bulan September menjadi 49,42 dolar AS per ton, HBA kembali menguat di bulan Oktober sebesar 51 dolar AS per ton.
Sebagai informasi, HBA sendiri diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platts 5900 pada bulan sebelumnya. Kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal per kilogram GAR.