Sabtu 28 Nov 2020 04:52 WIB

Bappenas Rampungkan Kajian Pengembangan Industri Dirgantara

Pengembangan industri dirgantara untuk mendukung ketahanan ekonomi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan Program GIZ Diaspora Experts merampungkan Kajian Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan Indonesia 2020-2045. Kebijakan ini untuk menajamkan arah kebijakan industri kedirgantaraan nasional.
Foto: bonanza.org
Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan Program GIZ Diaspora Experts merampungkan Kajian Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan Indonesia 2020-2045. Kebijakan ini untuk menajamkan arah kebijakan industri kedirgantaraan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan Program GIZ Diaspora Experts merampungkan Kajian Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan Indonesia 2020-2045. Kebijakan ini untuk menajamkan arah kebijakan industri kedirgantaraan nasional. 

Analis tersebut menjabarkan langkah kebijakan strategis untuk mencapai visi pengembangan industri kedirgantaraan Indonesia di 2045, yaitu menciptakan “Ekosistem Industri Kedirgantaraan Nasional yang Kondusif dan Berdaya Saing”. Rekomendasi dalam studi ini disusun berdasarkan proses diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan industri, akademisi, praktisi, maupun regulator.

Baca Juga

Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas Teguh Sambodo menjelaskan, penyusunan studi ini memberikan kesempatan bagi pemangku kepentingan industri dirgantara di Indonesia untuk menyelaraskan arah kebijakan industri kedirgantaraan. Baik dengan situasi global terkini maupun tren perkembangan teknologi ke depan.

"Studi ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh setiap pemangku kepentingan serta menjadi panduan dalam penyusunan kebijakan industri kedirgantaraan di Indonesia,” tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (27/11). 

Teguh menambahkan, kedirgantaraan merupakan industri unggulan Indonesia yang memiliki potensi penciptaan nilai tambah yang besar. Selain itu, sektor ini menghasilkan produk dengan kandungan teknologi tinggi dan memiliki tingkat keterkaitan yang erat dengan rantai nilai global atau Global Value Chain (GVC) industri dirgantara dunia.

Selama ini, industri kedirgantaraan di Indonesia tumbuh melalui pengembangan pesawat yang dilakukan Industri Pesawat Terbang di Indonesia. Mereka biasa bekerja sama dengan pelaku industri global, industri komponen pesawat sebagai bagian rantai pasok, layanan jasa Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) yang memastikan keamanan dan kelayakan pesawat serta transportasi udara yang memfasilitasi konektivitas dan pergerakan orang dan barang di Indonesia dan dunia.

Teguh menuturkan, upaya pengembangan industri kedirgantaraan Indonesia sejalan dengan agenda penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.

"Pelaksanaannya akan mendukung arah kebijakan industrialisasi nasional menuju pengembangan industri dengan penciptaan nilai tambah ekonomi yang tinggi, inovasi teknologi yang intensif, serta partisipasi aktif di dalam GVC,” ujar Teguh. 

Ke depan, ekosistem kedirgantaraan di Indonesia akan dikembangkan melalui empat pilar utama. Pertama, Industri Pesawat Terbang dengan visi menjadi produsen pesawat Turboprop kapasitas  kurang dari 100 kursi dengan teknologi terkini, bagian Tier 1 Aerostructure global, dan produsen Large Cargo Drone.

Pilar kedua, Teguh menyebutkan, komponen dan rantai pasok dengan visi meningkatkan 2 kali TKDN dan pangsa pasar hingga dua persen dari GVC industri komponen pesawat terbang. 

Pilar berikutnya, MRO dan Jasa Purna Jual dengan visi mencapai pangsa pasar layanan pesawat yang beroperasi di Indonesia sebesar 2 miliar dolar AS.

Terakhir, Jasa Penerbangan dan Kebandarudaraan dengan visi menghubungkan 263 kota di Indonesia dan 135 kota di mancanegara dengan standar dan layanan tinggi, serta meningkatkan jumlah lalu lintas pesawat, penumpang, dan kargo 3-4 kali lipat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement