REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan menerapkan roadmap pembinaan berjenjang pada setiap UMKM binaannya. Mulai dari kondisi UMKM tradisional, menjadi Go Modern, Go Digital, Go Online, hingga mampu menembus pasar internasional menjadi Go Global. Tujuannya agar UMKM tersebut naik kelas menjadi usaha kecil dan menengah yang unggul dan mandiri.
Adalah Bernandette Natalia Sari Pujiastuti, mitra binaan Pertamina pemilik UMKM Trasty Handicraft. Sosok yang kerap disapa Naneth ini memulai usaha sejak tahun 2012.
Dengan niat awal untuk membantu mengembangkan pengrajin tas setempat yang waktu itu hanya memproduksi tas berkualitas rendah. Naneth sadar, dengan desain yang menarik, padu-padan material yang tidak biasa, perca batik akan punya harga jual yang lebih baik.
Ada yang menarik dari usaha yang dirintis Naneth tersebut. Dalam menjalankan bisnisnya, ia memberdayakan kelompok yang ia beri nama Komunitas Tangan Terampil.
Seluruh anggota komunitas yang memproduksi Trasty adalah perempuan. Memberdayakan perempuan agar lebih terampil dan mandiri memang menjadi salah satu tujuan didirikannya UMKM ini.
“Perempuan yang berkarya dan bisa mendapatkan penghasilan tambahan bagi keluarga, saya percaya, akan memberikan dampak positif,” ujar Naneth.
Selain melatih para ibu untuk membuat kerajinan berkualitas, Naneth juga memberikan motivasi serta pendampingan agar mereka lebih mandiri, produktif dan percaya diri. Bahkan, bukan tidak mungkin para ibu tersebut nantinya akan membuka usaha sendiri sehingga lapangan pekerjaan semakin terbuka lebar. Di Komunitas Tangan Terampil sendiri, sudah ada belasan ibu yang bergabung untuk membuat aneka kerajinan dan souvenir cantik.
“Ibu yang berwirausaha akan memberikan semangat bahwa perempuan juga bisa berkarya tanpa mengabaikan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang ibu,” ungkap penerima anugrah Pertamina Local Heroes 2018 tersebut.
Sebagai UMKM binaan Pertamina, Trasty Souvenir memperoleh sejumlah program-program pendampingan berupa pinjaman modal, pelatihan dan pengembangan pemasaran yang antara lain dilakukan melalui pameran-pameran di dalam maupun luar negeri. Naneth mengaku, pameran-pameran itulah yang mempertemukannya dengan beberapa buyer yang hingga kini menjadi buyer tetap. Kesempatan-kesempatan itulah yang menurutnya membantu Trasty Souvenir “naik kelas.”
Trasty rutin mendapatkan pesanan baik dari instansi swasta maupun pemerintah. Bahkan, Trasty juga pernah mengikuti pameran di Malaysia. Produknya sendiri bisa didapatkan di Galeri UMKM Bandara A. Yani Semarang dan Galeri UMKM Kota Lama Semarang, serta media sosial seperti Instagram dan Facebook @trastysouvenir.
Pjs. Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari menambahkan, seluruh mitra binaan Pertamina akan mendapat pembinaan serupa dengan Naneth. Mereka akan dibina agar dapat naik kelas.
Dengan parameter yaitu memiliki izin usaha dan sertifikasi terkait, serta dengan adanya penambahan omzet dan tenaga kerja. ”Dengan naik kelasnya UMKM, diharapkan mereka bisa mandiri dan turut mendukung kemandirian ekonomi bangsa,” ujarnya.
Pertamina juga mengapresiasi usaha berbasis socioprenenur yang dijalani dan mendorong UMKM lain untuk menerapkan hal serupa. Sehingga tetap dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan membantu kemandirian ekonomi. ”Ini sebagai implementasi Goal 8 Sustainable Development Goals (SDGs). Diharapkan dapat membantu masyarakat mendapat pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tutur Heppy.