Senin 16 Nov 2020 21:19 WIB

Cadangan Gas Dalam Negeri Berkurang

Penemuan blok migas raksasa ini amat dibutuhkan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas memeriksa memeriksa tekanan pada instalasi gas (ilustrasi). Kementerian ESDM mencatat, cadangan gas bumi Indonesia berkurang.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Petugas memeriksa memeriksa tekanan pada instalasi gas (ilustrasi). Kementerian ESDM mencatat, cadangan gas bumi Indonesia berkurang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM mencatat cadangan gas bumi dalam negeri tercatat sebesar 43,6 triliun cubic feet (TCF). Sebelumnya, kementerian ESDM mengkonfirmasi cadangan gas bumi dalam negeri sebesar 62,4 TCF.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menjelaskan, sebelumnya angka 62,4 TCF ini disebut karena termasuk dari cadangan yang memang sudah diproduksi dan terbukti potensial. Sayangnya, dari kesepakatan internasional yang ada, cadangan yang terbukti potensial tidak bisa termasuk dalam cadangan yang bisa diproduksi.

Baca Juga

"Yang menyatakan definisi cadangan itu harus ada proyeknya. Bukan sekedar teknologinya, jumlah cadangan. Tapi ini harus ada pekerjaan dan perencanaan komitmen arus kas. Setelah dicek, turun menjadi 43,6 TCF," ujar Tutuka dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, Senin (16/11).

Tutuka menjelaskan, pengurangan jumlah cadangan ini karena pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan potensial cadangan milik Blok East Natuna yang memiliki potensi 46 TCF.

"Karena East Natuna itu masih sumber daya commingen. Belum ada proyek dan pembeli. Jadi enggak bisa dinilai tingkat komersialnya. Bukan reserve, bukan resources," ujar Tutuka.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, penemuan blok migas raksasa ini amat dibutuhkan seiring dengan cadangan produksi migas yang semakin menurun. Terlebih, belum ditemukan cadangan minyak yang besar, setelah penemuan Blok Cepu.

"Kita masih memerlukan adanya giant discovery mengingat konsumsi kita ke depan yang akan sangat besar. Ini menjadi tantangan ke depan bagaimana kita bisa melakukan temuan terhadap 68 potensi cekungan di wilayah Indonesia," kata Arifin.

Arifin menjelaskan, Indonesia membutuhkan tambahan cadangan minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph). Namun, di sisi lain, hingga saat ini belum ditemukan lagi temuan cadangan minyak yang sangat besar.

Temuan cadangan minyak saat ini juga dinilai masih terlalu rendah, yakni berkisar 100 bph hingga 200 bph. Selain itu lapangan migas di Indonesia yang sudah dieksplorasi pun sudah tua sehingga produksinya kian menurun.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, saat ini Indonesia masih memiliki stok minyak bumi sebanyak 3,77 miliar barel, gas bumi 77,3 triliun kaki kubik, dan stok batu bara 37,6 miliar ton.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement