REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan rasio UMKM sebesar 85 persen dari total penyaluran kredit sudah tercapai selama masa pandemi tahun ini. Hal ini lebih disebabkan oleh adanya stimulus pemerintah yang fokus pada segmen UMKM.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan perseroan sudah mencapai rasio kredit UMKM 80 persen dari total penyaluran kredit senilai Rp 935,35 triliun pada kuartal tiga 2020.
"Porsi kredit UMKM mencapai 80,65 persen. Ini pertama kali mencapai 80 persen, oleh karena itu tidak ada salahnya kami targetkan jadi 85 persen untuk selanjutnya," ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (11/11).
Menurutnya selama masa pandemi stimulus pemerintah banyak menyentuh debitur baru yang sebelumnya belum tersentuh oleh perseroan seperti penyaluran bantuan tunai presiden. Setelah bantuan digunakan sebagai usaha, masyarakat langsung menerima manfaat perkembangan usaha dan langsung membutuhkan fasilitas pembiayaan.
“Selanjutnya yang kami beri dengan KUR super mikro. Ini memperbesar kredit UMKM kami," ucapnya.
Tercatat penyaluran kredit tumbuh 4,68 persen secara tahunan. Penyokong utama berasal dari segmen mikro dan segmen ritel menengah yang masing-masing tumbuh 8,91 persen dan 9,93 persen.
Sementara Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menambahkan perseroan fokus pada dua grand strategy dalam pengembangan debitur mikro. Pertama mengembangkan debitur existing agar mampu naik kelas dan meningkatkan fasilitas pinjamannya.
"Hal ini kami lakukan dengan pendampingan bisnis maupun digitalisasi proses bisnisnya," ucapnya.
Kedua mencari debitur yang belum tersentuh perbankan agar terus dapat beroperasi segmen mikro. Perseroan telah menyalurkan pembiayaan bagi nasabah baru senilai Rp 5,5 triliun.
"Kami aktif mencari penyaluran dari stimulus pemerintah. Kami pun dapat data base yang besar dan kami membuat pipeline untuk mantri-mantri kami," ucapnya.