Jumat 06 Nov 2020 09:51 WIB

Ikuti Bursa Global, IHSG Lanjutkan Penguatan

Indeks saham domestik dibuka naik ke level 5.276,11 dan terus menguat ke level 5.296.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks saham domestik dibuka naik ke level 5.276,11 dan terus menguat ke level 5.296,27.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Indeks saham domestik dibuka naik ke level 5.276,11 dan terus menguat ke level 5.296,27.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak menguat terbatas sepanjang perdagangan hari ini, Jumat (6/11). Indeks saham di Asia dibuka naik mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street pada perdagangan semalam. 

IHSG di awal sesi pertama bergerak variatif. Indeks saham domestik dibuka naik ke level 5.276,11 dan terus menguat ke level 5.296,27. IHSG sempat turun ke zona merah dan melemah pada posisi 5.246,70. Setelah melemah sesaat, IHSG kembali menukik naik ke zona hijau. 

Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya menilai pergerakan pasar saham masih akan didominasi oleh hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Beberapa negara bagian penting masih belum mengumumkan hasil akhir penghitungan suara meskipun pilpres AS sudah berlalu sejak dua hari lalu. 

Investor melihat hasil pemilu yang paling mungkin adalah pemerintahan yang terpecah, artinya tidak ada satu partai politik tertentu yang menguasai Gedung Putih, Senat (DPD) dan House of Representatives (DPR). 

"Dalam skenario seperti ini, perubahan besar kebijakan tidak akan mungkin terjadi," tulis Phillip Sekuritas Indonesia, dalam risetnya, Jumat (6/11). 

Investor juga melihat nilai paket stimulus fiskal yang kemungkinan dikucurkan oleh Kongres (MPR) akan lebih kecil dibandingkan jika Partai Demokrat berhasil menguasai DPR dan DPD, namun masih jauh lebih besar dibanding jika Presiden Trump terpilih kembali. Akibatnya, the Fed terpaksa melempar likuiditas yang lebih besar ke pasar yang pada akhirnya akan mendongkrak harga saham.  

Dari sisi makroeknomi, menurut riset, investor menantikan rilis data Non-Farm Payrolss (NFP) AS untuk bulan Oktober. NFP di perkirakan bertambah 593 ribu, lebih sedikit di banding dengan penambahan 661 ribu di bulan September. Tingkat Pengangguran di prediksi turun menjadi 7,6 persen dari 7,9 persen pada bulan September. 

Rata-rata Upah per Jam (Average Hourly Earnings) di yakini tumbuh 0,2 persen month-to-month setelah hanya tumbuh 0,1 persen di bulan September. Di Asia, bank sentral Australia (RBA) akan merilis pernyataan kebijakan moneter (Monetary Policy Statement).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement