REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank sentral Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah mendekati nol persen pada Kamis (5/11). Kebijakan ini mengisyaratkan kesiapannya untuk berbuat lebih banyak apabila memang dibutuhkan untuk mendukung ekonomi di bawah ancaman pandemi virus corona yang memburuk.
Seperti dilansir di AP News, Kamis, The Fed mengumumkan tidak ada tindakan baru setelah pertemuan kebijakan terbaru. Tapi, bank sentral membiarkan pintu terbuka untuk memberikan bantuan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
The Fed menahan suku bunga di level nol persen sampai 0,25 persen sejak tujuh bulan lalu atau sejak awal pandemi. Kebijakan ini sesuai dengan ekspektasi pasar.
The Fed kembali berjanji menggunakan berbagai alat untuk mendukung ekonomi Amerika Serikat (AS) di saat yang menantang ini. Dalam beberapa pekan terakhir, ekonomi melemah setelah memuncaknya pemulihan tentatif dari resesi pandemi yang dalam di awal musim semi.
"Saya pikir kita harus humble dengan posisi kita sekarang," ujar Gubernur The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers ketika ditanya mengenai apakah risiko mengalami kemunduran parah akibat virus yang mencetak rekor tertinggi.
Pernyataan kebijakan The Fed, yang dikeluarkan setelah pertemuan dua hari, tidak menyebutkan kegagalan anggota parlemen untuk bertindak. Tetapi, Powell menekankan, pemulihan ekonomi akan segera terakselerasi apabila dukungan fiskal dari Kongres lebih banyak diberikan.
Stimulus senilai multi-triliun dolar AS yang diberlakukan pada musim semi telah membantu mempertahankan pengangguran dan dunia usaha yang tertekan akibat pandemi. Tapi, bantuan ini telah berakhir.
Kegagalan anggota parlemen untuk menyetujui bantuan baru telah memperburuk masa depan bagi pengangguran, bisnis kecil dan ekonomi secara keseluruhan. Tapi, ada beberapa harapan, kemacetan antara Kongres dengan pemerintah dapat segera selesai. Lebih banyak bantuan ekonomi dapat diberikan, terutama setelah pemilihan presiden selesai.
Powell mengatakan, para pembuat kebijakan akan membahas mengenai kemungkinan program pembelian obligasi bank sentral dapat memberikan lebih banyak dukungan ekonomi. The Fed tercatat membeli obligasi 120 miliar dolar AS sebulan. Sebanyak 80 miliar dolar AS di antaranya dalam bentuk Treasury, dan sisanya dalam obligasi hipotek guna menjaga biaya pinjaman jangka panjang tetap rendah.
Komentar Powell tampaknya meningkatkan kemungkinan bahwa perubahan dapat diumumkan segera setelah pertemuan The Fed berikutnya pada Desember.
Selain membeli obligasi untuk menjaga biaya pinjaman jangka panjang tetap rendah, Fed telah mempertahankan suku bunga jangka pendeknya mendekati nol persen. Ini akan mempengaruhi banyak pinjaman korporasi dan individu.
Pernyataan kebijakan bank sentral pada Kamis disetujui dengan pengambilan suara 10-0. Robert Kaplan, presiden Federal Reserve Bank Dallas, yang berbeda pendapat pada pertemuan sebelumnya, kali ini mengikuti suara mayoritas.
Pihak lain yang sempat menentang pada September, Kepala Fed Minneapolis Neel Kashkari, tidak hadir. Sementara itu, Mary Daly dari San Fransisco menyetujui kesepakatan mayoritas.
Pertemuan kebijakan terbaru The Fed bertepatan dengan pekan pemilihan umum yang dilanda kecemasan dan peningkatan virus di seluruh negeri. Sebagian besar ekonom memperingatkan, ekonomi tidak dapat pulih berkelanjutan sampai pandemi dikendalikan dan sebagian besar masyarakat AS percaya diri untuk kembali ke kebiasaan normal seperti belanja, makan dan berkumpul dalam jumlah banyak.
Powell pun mengakui, peningkatan kasus Covid-19 di AS maupun di luar negeri sangat mengkhawatirkan. "Kita semua memiliki peran untuk dimainkan. Jaga jarak sosial yang sesuai dan kenakan masker di tempat umum," katanya.