Senin 02 Nov 2020 17:04 WIB

OJK Beri Tanda Positif Pertumbuhan Kredit Perbankan

Tercatat penyaluran kredit tumbuh 0,16 persen pada September 2020

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi signal pertumbuhan kredit perbankan akan tumbuh positif pada akhir tahun ini.
Foto: Basri Marzuki/ANTARA FOTO
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi signal pertumbuhan kredit perbankan akan tumbuh positif pada akhir tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi signal pertumbuhan kredit perbankan akan tumbuh positif pada akhir tahun ini. Tercatat penyaluran kredit tumbuh 0,16 persen pada September 2020 dibandingkan bulan sebelumnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pertumbuhan kredit secara bulan didorong penyaluran pembiayaan dari bank milik pemerintah. “Kalau penurunan kredit secara tahunan disebabkan pelemahan penyaluran kredit dari bank umum swasta nasional,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (2/11).

Baca Juga

Pada September 2020, kredit perbankan hanya tumbuh 0,12 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi Agustus 2020 yang naik 1,04 persen.

Sedangkan penyaluran kredit dari bank umum kegiatan usaha (BUKU) I, BUKU II, dan BUKU IV tumbuh 68 persen pada September 2020. Hanya bank BUKU III penyaluran kredit terkontraksi 0,34 persen pada September 2020.

Signal positif, kata Wimboh, juga adanya rencana vaksin yang akan disalurkan mulai November 2020. Saat ini menurutnya semua pihak masih berhati-hati terhadap segala kemungkinan ke depan, sehingga pertumbuhan kredit masih mengalami perlambatan.

“Belum menguatnya permintaan kredit mencerminkan sifat kehati-hatian sektor swasta terutama bagaimana outlook ke depan,” ucapnya.

Sementara Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana menambahkan potensi pemulihan kredit akan terjadi pada tahun depan. Hal ini tercermin dari kenaikan kredit sebesar 0,16 persen secara bulanan.

“Kita harapan akan seperti itu (positif pertumbuhan kredit) dan didukung kebijakan pajak maupun pemerintah serta demand tumbuh, sehingga diharapkan jadi month to month bisa berlanjut,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement