REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) melakukan pengajuan tambahan split untuk beberapa operasional blok migas yang dimiliki oleh BUMN migas tersebut saat ini. Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin bilang rencana penambahan split untuk sejumlah blok migas yang diajukan Pertamina kini telah memasuki tahapan akhir.
"Kami sudah tahap akhir untuk diskusi dan setujui dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) karena memang nanti perlu ada hal yang disetujui ESDM," ungkap Jaffee dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/10).
Jaffee melanjutkan, tahapan panjang telah dilalui SKK Migas dan KKKS demi memperoleh penambahan split. Menurutnya, selama ini telah dilakukan diskusi untuk memastikan potensi tambahan minyak dan gas yang bisa diperoleh jika ada perubahan split pada kontrak bagi hasil kontraktor.
Pasca diskusi dengan KKKS dan pemetaan potensi, SKK Migas selanjutnya mengeluarkan rekomendasi ke Kementerian ESDM. Pihaknya pun menargetkan rencana penambahan split dapat rampung dalam 1 sampai 2 bulan.
Ia melanjutkan, sebelumnya pengajuan split untuk tahapan negosiasi dan evaluasi memakan waktu hingga setahun. Alokasi waktu berhasil dipangkas menjadi 4 bulan saja. Untuk itu pihaknya optimistis bisa merampungkan dalam waktu yang lebih singkat.
"Sedang didiskusikan sekarang, kurang lebih tambahan cadangan minyak 120 juta barel dan gas 1,7 TCF. Jadi ini angka yang sangat signifikan tanpa lakukan eksplorasi," jelas Jaffee.
Ia melanjutkan, peningkatan potensi lapangan migas ini berpotensi meningkatkan keekonomian lapangan migas hingga 10 tahun. "Tidak berhenti pada proposal (penambahan split yang sudah diajukan), kami terus cari potensi yang sama," ujar Jaffee.