REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Project Integration Manager R&D PT Bio Farma (Persero) Neni Nurainy mengatakan kasus penyebaran Covid-19 di dunia belum menemui tanda-tanda penurunan. Neni menyebut jumlah kasus Covid-19 di dunia sudah mencapai 38 juta kasus dengan angka kematian lebih dari 1 juta orang.
"Yang paling besar AS, Brasil, dan India, tampaknya tidak ada penurunan bahkan justru ada gelombang kedua di sejumlah negara," ujar Neni dalam Webinar Ngobrol Pagi Seputar BUMN bertajuk "Kontribusi BUMN Farmasi Mengatasi Pandemi Covid-19" di Jakarta, Kamis (15/10).
Untuk Indonesia, kata Neni, tercatat sebanyak 344.749 kasus dengan 12.156 kematian hingga Rabu (14/10). Neni menilai pentingnya kehadiran vaksin Covid-19 guna mengatasi penyebaran Covid-19.
Neni menjelaskan, manfaat vaksin dapat mengurangi atau mengontrol mortalitas, morbidititas, hingga komplifikasi. Menurutnya, pemerintah dan BUMN tengah berjuang dalam menghadirkan vaksin, baik membangun vaksin mandiri untuk jangka panjang maupun kerja sama pengadaan vaksin dengan negara atau perusahaan luar untuk jangka pendek.
Neni menyebut Sinovac telah berkomitmen memberikan dosis bulk kepada Indonesia secara bertahap, mulai dari 15 juta dosis bulk pada November dan Desember 2020, 35 juta dosis bulk pada Januari hingga Maret 2021, dan 210 juta dosis bulk pada April hingga Desember 2021.
Neni mengatakan kapasitas produksi Bio Farma sendiri saat ini sudah mencapai 250 juta dosis per tahun pada 2021. Neni menilai kapasitas tersebut mampu memenuhi 70 persen kebutuhan vaksin dalam negeri untuk mencapai herd immunity.
"Untuk mendapat herd immunity itu 170 juta kali dua jadi 340 juta vaksin. Tidak cukup memang, kekurangannya nanti dengan impor dari vaksin yang sudah jadi," ucap Neni.
Neni menilai program vaksinasi yang diharapkan mulai berjalan pada 2021 memerlukan dukungan masyarakat. Neni mengatakan, banyak masyarakat yang justru meragukan manfaat vaksin.
"Kadang-kadang banyak masyarakat meragukan vaksin, bahkan dalam survei baru-baru ini disebutkan di media atau satu institusi bahwa yang percaya vaksin Sinovac yang akan beredar di Indonesia hanya 47 persen," ungkap Neni.
Neni menilai keraguan masyarakat akan vaksin dari Sinovac akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan juga BUMN. Neni mengatakan pentingnya edukasi akan manfaat vaksin kepada masyarakat agar program vaksinasi dapat berjalan maksimal.
"(Hasil survei) ini mengingatkan kita bahwa edukasi sangat penting agar ketika vaksin sudah ada, masyarakat penerimaannya baik," ucap Neni.