REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatatkan pertumbuhan kredit pada September 2020 turun dari 1,04 persen secara tahunan pada Agustus 2020 menjadi 0,12 persen. Hal ini disebabkan fungsi intermediasi dari sektor keuangan masih lemah akibat pertumbuhan kredit yang terbatas.
Penurunan kredit membuat sejumlah perbankan nasional fokus ke penyaluran kredit sektor kesehatan. Salah satunya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan kredit hingga akhir tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan perseroan selektif dalam menyalurkan kredit pada tahun ini. Perseroan melihat sektor yang masih potensial di tengah pandemi Covid-19 antara lain sektor telekomunikasi, FMCG, jasa kesehatan dan farmasi.
“Bank Mandiri aktif berkontribusi dalam penyaluran kredit dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional (PEN) serta melakukan restrukturisasi pada debitur yang terdampak pandemi Covid 19,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (14/10).
Hal senada juga dikatakan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Menurut Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto fokus perseroan melakukan penyaluran kredit dengan selektif serta menetapkan sektor sektor prioritas.
“Sektor tersebut di antaranya pangan, alat kesehatan, obat obatan. Strategi lain yang dilakukan perseroan yakni berkolaborasi dengan fintech dengan tujuan mengakselerasi penyaluran KUR digital,” ujarnya.
Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Pahala Mansury mengatakan perseroan berupaya mendorong kredit KPR subsidi sebesar tiga persen hingga akhir tahun ini. Selain itu, perseroan juga mendorong kredit UMKM tumbuh 14 persen.