REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memprediksi transaksi berjalan pada kuartal tiga 2020 mengalami surplus. Hal ini dipengaruhi perbaikan ekspor dan penyesuaian impor sejalan permintaan domestik yang belum kuat.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, ketahanan sektor eksternal Indonesia pada kuartal tiga 2020 tetap terjaga, di tengah dinamika penyesuaian aliran modal global. "Prakiraan ini didorong potensi kenaikan surplus neraca perdagangan kuartal tiga 2020 yang relatif besar dibandingkan surplus pada kuartal sebelumnya," ujar Perry seperti dikutip dari laman Bank Indonesia, Selasa (13/10).
Pada Juli-Agustus 2020, neraca perdagangan mencatat surplus 5,57 miliar dolar AS
Menurutnya prospek surplus neraca transaksi berjalan dan surplus neraca finansial, secara keseluruhan neraca pembayaran pada kuartal tiga 2020 diperkirakan mengalami surplus. Meskipun, terdapat aliran keluar investasi portofolio asing (net outflows) sebesar 1,24 miliar dolar AS. Pada awal Oktober 2020, aliran masuk modal asing secara berangsur membaik, sehingga per 9 Oktober 2020 tercatat net inflows sebesar 0,33 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir September 2020 tetap tinggi, yakni 135,2 miliar dolar AS, setara pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan devisa September 2020 juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
"Ke depan, defisit transaksi berjalan keseluruhan 2020 diperkirakan tetap rendah, di bawah 1,5 persen dari PDB, sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal," ucapnya.