REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Crown Group akan meluncurkan proyek pertamanya di Melbourne, Australia, bulan depan. Bangunan apartemen yang diberi nama ARTIS itu siap ditawarkan ke konsumen di Indonesia, China, serta Australia.
"Sudah bertahun-tahun, kami ingin membangun di Melbourne, sekarang sudah kita siapkan. Kami sangat exciting karena kita peluncurannya di tengah pandemi Covid-19," ujar Komisaris dan CEO Crown Group Iwan Sunito dalam konferensi pers pada Selasa (13/10).
Ia menjelaskan, proyek yang dibangun di kawasan Southbank itu rencananya diluncurkan pertama kali di Indonesia. Peluncuran sudah dilakukan melalui agen yang ditunjuk. Tahap pertama, calon konsumen akan diundang dari kantor-kantor agen pada awal November untuk memilih unitnya.
"Indonesia dapat privilege pertama, karena demand-nya banyak," kata Iwan.
Iwan menargetkan, penjualan ARTIS di Indonesia mencapai 15 juta dolar Australia. Sementara stok apartemen yang disiapkan untuk konsumen di Tanah Air sekitar 20 unit dari total 153 unit. Karena permintaan dari China dan Australia juga ada, sehingga stok unit perlu dibagi.
Selanjutnya, proyek ARTIS akan diluncurkan di China. Barulah kemudian di Melbourne Australia.
Harga yang ditawarkan berkisar 400 ribu dolar Australia hingga 700 ribu dolar Australia, tergantung jumlah kamar tidurnya. Iwan menjelaskan, harga tersebut sudah sesuai rata-rata harga apartemen di lokasi tersebut.
"Kawasan Southbank yang bergengsi, merupakan bagian dari rencana Crown Group untuk menciptakan pipeline pengembangan senilai Rp 30 triiun di Melbourne. Kami yakin untuk meluncurkannya di pasar saat ini karena kami didukung oleh fundamental pasar utama," kata Iwan menjelaskan.
Ia menambahkan, bangunan berada di lokasi utama yang sangat dicari di luar wilayah CBD Melbourne. Apartemen, sambungnya, terletak di area sudut seluas 2070 meter persegi di 175 Sturt Street.
Direktur Colliers (International Residential Melbourne) Robert Papaleo menjelaskan, kebutuhan hunian di Melbourne terus meningkat. Hanya saja kota tersebut mengalami kekurangan suplai.
"Mengingat kondisi ekonomi yang lagi Covid-19, pada 2022 sampai 2024, Melbourne dihadapkan pada kekurangan suplai apartemen," ujar Robert pada kesempatan serupa.
Dalam lima tahun terakhir, tambahnya, dibutuhkan sekitar 18 ribu hunian di Melbourne. Sementara, suplainya hanya berkisar 15 ribu sampai 16 ribu.
"Diperkirakan mulai 2022 suplai akan semakin turun menjadi sekitar 6.000 sampai 7.000 hunian per tahun di Kota Melbourne," kata dia.