REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) di sektor pariwisata, termasuk industri perhotelan, harus diikuti dengan promosi yang baik sehingga dapat memperkuat kepercayaan masyarakat.
Menurut data McKinsey, masyarakat Indonesia mayoritas khawatir tentang penggunaan layanan transportasi umum, bepergian menggunakan pesawat, dan menginap di hotel. Tiga kategori kegiatan tersebut sangat terkait dengan sektor pariwisata.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya menyatakan, hampir seluruh destinasi wisata dan pelaku wisata di seluruh Indonesia telah menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE. Namun, perlu ada kerja sama antara pengusaha hotel, wisatawan, serta pemerintah pusat dan daerah untuk mempublikasikan penerapan protokol kesehatan.
"Kita perlu mempublikasikan, menginformasikan kepada dunia dan domestik bahwa protokol kesehatan sudah diterapkan di seluruh touch point customer journey di Indonesia, seperti di bandara dan di hotel," kata Nia dalam pernyataan resminya, Kamis (1/10).
Ia mengatakan, kampanye penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE salah satunya bisa dilakukan dengan mengunggah materi publikasi yang memperlihatkan penerapan protokol kesehatan ke media sosial. Kemeparekraf juga sudah membuat tagar khusus Indonesia Care untuk memudahkan sosialisasi
Indonesia Care merupakan kampanye nasional yang diluncurkan Kemenparekraf untuk mengimplementasikan protokol kesehatan sekaligus verifikasi guna menghadirkan destinasi yang bersih, sehat, aman, dan lingkungan yang lestari.
Indonesia Care atau disingkat I Do Care menunjukkan komitmen Indonesia. Khususnya seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kepada masyarakat dunia bahwa Indonesia sangat peduli atas kebaikan bersama untuk menjaga kebersihan, higienitas, dan pelayanan tanpa kontak langsung untuk keamanan sesama.
Dengan usaha bersama dalam penerapan dan kampanye protokol kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. "Sehingga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa kembali bergerak, produktif, dan tetap aman dari Covid-19," kata dia.