REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) merevisi target investasi pada 2020. Direktur Keuangan AP I Andi S Bratamihardja mengatakan revisi target investasi pada 2020 dilakukan karena terdampak pandemi Covid-19.
"Sebetulnya dari yang sudah dicanangkan, kami telaah lagi mana yang wajib diselesaikan dan mana yang ditunda," kata Andi dalam diakusi virtual, Kamis (1/10).
Andi menjelaskan, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 nilai investasi yang akan dilakukan mencapai Rp 10,4 triliun. Dia menuturkan, angka tersebut direvisi menjadi Rp 6 triliun karena AP I harus menjaga likuiditas setelah dampak pandemi.
Dengan begitu, ada yang program yang ditunda ke tahun depan. "Yang kami lakukan pengembangan kapasitas yang sudah lama dicanangkan oleh pemerintah dan dilakukan AP I. Namun demikian, kami akan hati-hati untuk spending investasi," kata Andi.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan, sebelum pandemi ada sebanyak 10 bandara dalam proses peningkatan kapasitas. Dari total tersebut, baru tiga bandara yang dikembangkan kapasitasnya pada 2019 dan harus dilanjutkan pada 2020.
"Pada 2020, kami sisa tujuh bandara lagi yang kami mau diselesaikan. Namun, karena ada pandemi, kami jadwal ulang untuk memastikan kemampuan finansial," ujar Faik.
Meskipun begitu, Faik memastikan AP I memprioritaskan Bandara Lombok untuk segera dikembangkan pada tahun ini. Bandara tersebut perlu dikembangkan karena untuk mendukung gelaran MotoGP di Indonesia pada 2021.
"Persiapan MotoGP kami berharap masih bisa menyelesaikan. Begitu juga di Manado," kata Faik.
Sementara proyek lainnya dijadwalkan ulang yang seharusnya selesai pada 2020 menjadi pada 2021. Faik menyatakan, AP I tetah mengutamakan pelayanan publik dan keselamatan.