Rabu 30 Sep 2020 16:07 WIB

Gapki Minta Pelaku Usaha Patuhi Protokol Kesehatan

Perkebunan sawit masih tetap beroperasi lantaran patuh terhadap protokol kesehatan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Buruh kerja memanen kelapa sawit di perkebunan kawasan Cimulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (ilustrasi). Gapki meminta para pelaku usaha perkebunan untuk tetap disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Buruh kerja memanen kelapa sawit di perkebunan kawasan Cimulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (ilustrasi). Gapki meminta para pelaku usaha perkebunan untuk tetap disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meminta para pelaku usaha perkebunan untuk tetap disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan. Sejauh ini, kegiatan perkebunan kelapa sawit masih tetap bisa beroperasi lantaran kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang dinilai tinggi. 

"Hendaknya kita semua disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan. Kalau sampai tertular, risiko akan besar terhadap produktivitas perusahaan dan tentunya kepada karyawan dan keluarga," kata Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono dalam pernyataannya, Rabu (30/9).

Baca Juga

Gapki juga mengapresiasi berbagai upaya pencegahan yang telah dilakukan perusahaan perkebunan kelapa sawit. Hal itu berdampak positif bagi kegiatan usaha karena hingga kini dapat terus berproduksi.

Namun, ia tak memungkiri terdapat sejumlah kasus kecil penularan. Menurutnya, perusahaan cukup cepat dalam mengambil langkah penanganan sehingga penularan Covid-19 dapat diatasi.

Epidomolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, mengatakan, perlu diingat kasus Covid-19 yang tinggi akibat adanya faktor kerumunan atau kontak antar manusia yang tidak terkelola dengan baik. Kerumunan tersebut, harus benar-benar dapat diatasi.

"Mungkin bila perlu harus diberlakukan pembatasan sosial berskala mikro di wilayah operasi perkebunan. Dari seluruh karyawan itu, harus diidentifikasi siapa saja yang paling berisiko tinggi," kata Pandu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement