Senin 28 Sep 2020 17:45 WIB

Exxon Kembali Operasikan Banyu Urip Usai Planned Shutdown

Perawatan fasilitas berjalan lebih cepat berkat digitalisasi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Exxon Mobil Cepu Limited yang beroperasi di Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur. Exxon Mobil Cepu Ltd (EMCL) berhasil menyelesaikan kegiatan planned shutdown Central Processing Facility Lapangan Banyu Urip.
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Exxon Mobil Cepu Limited yang beroperasi di Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur. Exxon Mobil Cepu Ltd (EMCL) berhasil menyelesaikan kegiatan planned shutdown Central Processing Facility Lapangan Banyu Urip.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Exxon Mobil Cepu Ltd (EMCL) berhasil menyelesaikan kegiatan planned shutdown Central Processing Facility Lapangan Banyu Urip sebagai rangkaian perawatan fasilitas. Perawatan lebih cepat dua hari dari rencana awal selama sembilan hari sejak 18 September 2020.

Dengan adanya percepatan ini maka pemeliharan rutin dilakukan hingga 25 September 2020, sehingga minyak dari Blok Cepu sudah kembali diproduksikan pada 26 September 2020.

Baca Juga

Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Susana Kurniasih menjelaskan, setelah selesai shutdown, Exxon langsung menggenjot produksi Lapangan Banyu Urip. "Dalam kurun waktu lebih cepat dua hari dari jadwal, akan berpotensi menambah produksi 450 ribu barel minyak (dalam dua hari)," kata Susana, Senin (28/9).

Penambahan produksi Banyu Urip menjadi sangat penting bagi SKK Migas dalam upaya memenuhi target lifting minyak dan gas bumi (migas) dalam APBN-P 2020. Selain itu, percepatan itu juga berdampak pada penghematan biaya operasi sehingga penerimaan negara dapat dioptimalkan.

Dia menuturkan, keberhasilan ini tidak lepas dari excellence shutdown handling yang dilakukan tim SKK Migas dan ExxonMobil meski berada di tengah pandemi Covid-19 yang berakibat pada pembatasan kerja. "Meski ada pembatasan, percepatan dapat dilakukan berkat optimalisasi yang dilakukan secara digital. Hal ini sejalan dengan salah satu upaya transformasi SKK Migas yakni digitalisasi," ungkap Susana.

Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Azi N Alam, mengatakan, planned shutdown telah direncanakan, dijadwalkan, disetujui pada WP&B (Work, Program & Budget), dan tidak berpengaruh kepada target produksi. Saat ini, ExxonMobil kembali fokus pada stabilitas operasi dan kembali secara bertahap meningkatkan produksi normal sambil memastikan keamanan dan keandalan operasi.

"Fokus pada pelaksanaan aktivitas pekerjaan yang aman dan baik, membuat Blok Cepu dapat kembali berproduksi lebih dari 220 ribu barel minyak per hari (bph) setelah pemeliharaan rutin ini dilakukan," kata Azi.

Kegiatan ini juga meliputi selesainya gas handling capacity upgrade. Serta mendukung proses pengerjaan tie-ins proyek gas Jambaran-Tiung Biru.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement