Rabu 16 Sep 2020 15:18 WIB

Kementerian Genjot Reformasi dan Transformasi BUMN

Infrastruktur tetap jadi fokus transformasi ekonomi nasional.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek konstruksi jalan Tol Cimanggis-Cibitung seksi II di kawasan MM 2100, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/9/2020). Infrastruktur tetap jadi fokus transformasi ekonomi nasional.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek konstruksi jalan Tol Cimanggis-Cibitung seksi II di kawasan MM 2100, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/9/2020). Infrastruktur tetap jadi fokus transformasi ekonomi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus melakukan reformasi terhadap BUMN agar bisa menjadi pemain pasar yang kompetitif dan berkelanjutan di masa yang akan datang. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengaku ditugaskan menjalankan proses transformasi BUMN, termasuk restrukturisasi BUMN yang terdampak pandemi covid-19. 

"Dampak Covid-19 Indonesia tidak separah negara lain dari kaca mata penurunan pertumbuhan maupun dampak kepada peningkatan GDP rasio kita," ujar Kartika saat HSBC Economic Forum di Jakarta, Rabu (16/9).

Kartika berharap perekonomian Indonesia bisa segera pulih untuk kembali bangkit pada 2021 mendatang. Kartika menyampaikan infrastruktur tetap menjadi fokus dari transformasi ekonomi nasional yang diharapkan menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, mulai dari pembangunan tol, bandara, pelabuhan, hingga kawasan industri. Kartika menyebut pembangunan infrastruktur merupakan bagian dalam memperbaiki sektor logistik dalam negeri. 

"Kita tahu di masa lalu Indonesia mengalami permasalahan logistik dan konektivitas, diharapkan Pak Jokowi dengan adanya agresivitas, kita bisa buat koridor ekonomi baru dan peningkatan layanan publik dalam hal antarpulau dan perkotaan," ucap Kartika. 

Kartika mengatakan terdapat dua proyek yang menjadi tulang punggung pembangunan nasional yakni jalan tol Trans Jawa dan jalan tol Trans Sumatera. Kartika mengatakan pengembangan jalan tol Trans Jawa hampir terealisasi dengan hanya menyisakan penyelesaian jalan tol di ujung Jawa Timur yaitu antara Probolinggo sampai Banyuwangi yang belum terkoneksi. Sementara untuk Trans Sumatera, saat ini ada beberapa ruas yang perlu diselesaikan untuk mendapatkan 11 ruas utama.

"Diharapkan (dua program) bisa tercapai pada 2024 atau mungkin terlambat satu sampai dua tahun karena kondisi covid yang memang memberikan tekanan keuangan yang berat," lanjut Kartika. 

Kendati begitu, ucap Kartika, pemerintah dan BUMN tetap fokus menyelesaikan 11 ruas jalan tol Trans Suamterat yang sudah menjadi komitmen awal. Kartika menyebu konektivitas antara Bakauheni sampai Palembang sudah terlaksana. Ia menyebut telah terjadi peningkatan yang signifikan untuk penyeberangan dari Jawa ke Sumatera menggunakan logistik darat.

Selain proyek jalan tol, lanjut Kartika, pemerintah juga terus mengerjakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang progresnya sudah mencapai 56 persen dan ditargetkan rampung pada akhir 2022 atau awal 2023. Sementara untuk transportasi publik perkotaan, pemerintah tengah menyelesaikan proyek LRT Jabodebek yang sudah memasuki fase uji coba.

"Kalau kita lihat bentangan girdernya sudah dari ujung ke ujung hampir selesai dari sebelah landmark buliding sampai Bogor, Cibubur, sudah hampir selesai. Diharapkan operasi 2021 akhir," ungkap Kartika. 

Selain proyek yang sedang berjalan, kata Kartika, pemerintah juga akan membangun bandara di Bali utara untuk superhub tourism yang memiliki kapasitas 50 juta penumpang dalam tiga tahun ke depan. 

"Sehingga diharapkan konektivitas untuk menuju kepada kawasan tourism yang akan masuk ke Indonesia itu melalui Bali dulu, baru kita feeding ke Labuan Bajo, Raja Ampat, dan daerah-daerah lain," kata Kartika menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement