Kamis 10 Sep 2020 18:50 WIB

Airlangga: Pengadaan Vaksin Tahun Depan Capai 290 Juta Dosis

Pengadaan vaksin Covid-19 dari Sinovac ini bermitra dengan PT Biofarma.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) didampingi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kanan) dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberikan keterangan pers usai rapat koordinasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (4/9/2020). Rakor tersebut membahas penanganan COVID-19 di Indonesia, salah satunya yakni Pemerintah telah menganggarkan Rp3,3 triliun untuk pembayaran uang muka pengadaan vaksin.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) didampingi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kanan) dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberikan keterangan pers usai rapat koordinasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (4/9/2020). Rakor tersebut membahas penanganan COVID-19 di Indonesia, salah satunya yakni Pemerintah telah menganggarkan Rp3,3 triliun untuk pembayaran uang muka pengadaan vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah menargetkan pengadaan vaksin Covid-19 yang bersumber dari Sinovac dapat mencapai 30 juta dosis pada tahun ini. Jumlahnya diharapkan terus meningkat hingga hampir 10 kali lipat pada 2021

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, akses ke vaksin Sinovac tidak terlepas dari hasil diplomasi Kementerian Luar Negeri. "Sampai tahun depan, diharapkan bisa mencapai sekitar 290 juta vaksin," katanya dalam Webinar Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Kamis (10/9).

Baca Juga

Pengadaan vaksin Covid-19 dari Sinovac ini bermitra dengan PT Biofarma. Uji klinis fase tiga kini sedang berlangsung di beberapa negara, termasuk Cina, Brazil dan Bangladesh yang diharapkan dapat rampung pada Desember 2020.

Selain dari Sinovac, Airlangga menjelaskan, pemerintah juga menggaet swasta lain dalam pengembangan vaksin Covid-19. Di antaranya dengan Wuhan Institute Biological Product yang juga bermitra dengan Sinopharm. Untuk mitra di Indonesia, pengembangannya akan dilakukan bersama dengan PT Kimia Farma.

Menurut presentasi yang disampaikan Airlangga, kini sedang berlangsung uji klinik fase ketiga di Uni Emirat Arab (UEA) untuk vaksin tersebut.

Sumber pengembangan vaksin berikutnya adalah Astra Zeneca yang kini juga sedang diadakan uji klinik fase ketiga di Inggris, Amerika, Brazil dan Afrika selatan. "Tapi, uji klinis sedang dihold sementara untuk mengkaji efek samping," tutur Airlangga.

Pemerintah juga menggaet aliansi Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) untuk pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia.

Cansino Biological Inc turut diajak pemerintah melalui Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan untuk pengadaan vaksin Covid-19. PT Biofarma dan PT Kalbe Farma telah melakukan perjanjian untuk kemitraan ini.

Airlangga menjelaskan, Cansino bersedia menyediakan 20 juta sampai 30 juta dosis vaksin untuk Indonsia. Tapi, vaksin yang dibuat akan bersifat once booster atau satu kali suntik. "Sedangkan yang lain bisa dua kali," katanya.

Sedangkan, perusahaan dari Korea Selatan, Genexine, dikatakan Airlangga akan memberikan 3 juta dosis vaksin Covid-19. Pelaksanaan uji klinisnya direncanakan pada bulan ini sampai Maret 2021 dan penerbitan conditional approval dari BPOM diharapkan terbit pada Agustus tahun depan.

Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) kini juga sedang menyiapkan vaksin Merah Putih. Dalam proses perumusan percepatan, diharapkan uji klinis ketiga dapat diselesaikan pada akhir 2021.

Dari berbagai jadwal, Airlangga menjelaskan, pengadaan vaksin paling cepat baru bisa dilaksanakan pada kuartal pertama 2021 dengan jumlah 30 juta dosis. "Sisanya masuk pada kuartal kedua dan ketiga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement