REPUBLIKA.CO.ID, NETHERLANDS -- Bandara Schiphol Amsterdam mengumumkan pemangkasan ratusan pekerjanya pada Jumat (28/8). Dalam pernyataan tertulisnya yang dikutip dari AP, Jumat (28/8), langkah tersebut terpaksa diambil karena trafik penerbangan kemungkinan tidak akan kembali normal hingga 2023 sampai 2025.
Jumlah penumpang di Bandara Schiphol turun 62,1 persen menjadi 13,1 juta orang saja. Sementara volume kargo turun 14,5 persen dibandingkan semester pertama pada 2019.
Untuk itu, bandara tersebut memilih untuk memangkas sekitar tiga ribu pekerjanya untuk mengurangi pengeluaran saat trafik penumpang turun signifikan. Terlebih, pengelola bandara tersebut menilai kerja sama internasional saat ini kurag selaras dan tidak terkoordinasi dan berdampak pada industri penerbangan.
Demi meningkatkan trafik penerbangan dan penumpang, Bandara Schiphol mendukung sistem pengujian untuk perjalanan dari dan ke negara-negara dengan profil risiko oranye atau merah. Hal tersebut dianggap dapat mengurangi ketentuan larangan perjalanan dan tindakan karantina.
Bandara Schiphol yang sebelumnya cukup sibuk dengan trafik penerbangan, pada semester pertama 2020 mengalami kerugian bersih sebesar 293 juta dolar AS setelah terdapat sejumlah pembatasan penerbangan. Sementara pada semester pertama 2019, terdapat keuntungan 133 juta dolar AS.