REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima anak usaha PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) mencatat total keuntungan Rp 1,336 triliun sepanjang Januari-Juli 2020. Kelima anak usaha AP II tersebut yakni PT Angksa Pura Solusi (APS), PT Angksa Pura Kargo (APK), PT Angksa Pura Propertindo (APP), PT Angkasa Pura Aviasi (APA), dan PT PT Gapura Angkasa.
"Pendapatan ini cukup tinggi di tengah pandemi karena memang anak usaha telah melakukan berbagai inovasi, memaksimalkan aset, dan penghematan," kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (28/8).
Dia menjelaskan, kontribusi pendapatan terbesar berasal dari PT Gapura Angkasa dan PT Angkasa Pura Solusi yang sudah berdiri cukup lama. Sementara itu, PT Angkasa Pura Propertindo dan PT Angkasa Pura Kargo baru berdiri sekitar tiga tahun, dan PT Angkasa Pura Aviasi berdiri sekitar satu tahun lalu.
PT Angkasa Pura Solusi membukukan pendapatan Rp 494,07 miliar dengan bidang usaha antara lain penyediaan fasilitas di bandara, perparkiran, sumber daya manusia, dan ritel. PT Angkasa Pura Kargo (APK) berhasil meraih pendapatan Rp 137,116 miliar dengan bidang usaha kargo dan logistik.
“Bisnis usaha dari APK relatif mampu bertahan karena angkutan kargo saat ini tetap berjalan dengan baik. Di sisi lain, APS juga melakukan inovasi yakni dengan menyewakan gudang yang dimiliki ke sejumlah institusi,” jelas Awaluddin.
PT Angkasa Pura Propertindo membukukan pendapatan Rp 81,45 miliar. Awaluddin mengatakan APP disiapkan untuk mengelola properti di kawasan bandara dan dalam waktu dekat akan membuka hotel bintang 4 di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Sementara PT Angkasa Pura Aviasi (APA) meraih pendapatan Rp 18,104 miliar. "APA saat ini tengah menyiapkan langkah-langkah terkait strategic partnership di Bandara Kualanamu," tutur Awluddin.
Lalu untuk PT Gapura Angkasa berhasil membukukan pendapatan mencapai Rp 605,995 miliar. Saat ini Gapura Angkasa menyediakan layanan antara lain jasa ground handling.
Awaluddin nengakui meski dalam kondisi pandemi Covid-19, anak usaha AP II juga menjalankan strategi bisnis untuk bertahan dan menjaga stabilitas perusahaan. Strategi tersebut dijalankan melalui pengembangan inovasi perolehan pendapatan usaha (top line innovation), memaksimalkan alat produksi (asset maximizing), dan penghematan biaya operasi (cost leadership).
Dia menambahkan, strategi tersebut juga didukung dengan konsep 3R dalam menjalankan bisnis yakni reconfigure the structure, restore the unoptimal business, dan replace the unimportant things. “Melalui 3R yang terimplementasi dengan baik dapat membuat struktur organisasi dan proses operasi lebih sederhana, lalu optimalisasi bisnis dengan melakukan business pivoting atau mencari peluang," ujar Awaluddin.
Awaluddin mengatakan saat ini pendapatan Angkasa Pura II Group berasal dari portofolio bisnis aeronautika dan portofolio bisnis nonaeronautika. Bisnis aeronautika seperti layanan ke penumpang pesawat dan ke maskapai sebagian besar dilakukan oleh induk usaha yaitu PT Angkasa Pura II. Sementara itu, bisnis nonaeronautika sebagian besar dilakukan oleh anak usaha.