REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 membawa ketidakpastian bagi pelaku bisnis. Setidaknya bagi perusahaan harus dapat mengambil keputusan cepat dan tepat untuk mengendalikan biaya operasional dan menjaga likuiditas.
Senior Vice President Enterprise Data Management (EDM) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Billie Setiawan mengatakan pihaknya menjadi salah satu contoh perusahaan yang menyiapkan dan mempertahankan organisasinya menjadi Data-Driven Culture. Bank Mandiri memberdayakan setiap divisi bank dengan self-service analytics dalam membuat keputusan yang lebih baik dan cepat, sesuai dengan wawasan dan kebutuhannya.
“Kami mengadakan Data Analytics Course Program agar mengerti betul cara menvisualisasi data Bank Mandiri untuk mendukung self-service analytics secara intelligence untuk kecepatan pengambilan keputusan,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (27/8).
Sementara Founder PT Cybertrend Intrabuana Nadia Alatas menambahkan berbisnis menggunakan teknologi digital dapat menopang kelangsungan hidup sektor bisnis. Transformasi digital tidak lagi menjadi sesuatu yang baik untuk dimiliki (nice to have) melainkan jadi harus dimiliki (must have).
"Customer, supplier dan semua ekosistem yang berperan harus beralih ke platform digital. Inti dari tranformasi digital adalah data. Setiap transformasi digital adalah transformasi data,” ucapnya.
Menurutnya segala sesuatu yang bersifat digital menghasilkan data dan semua data tidak berarti apa-apa jika tidak ditindaklanjuti, dianalisa, dan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan bisnis, layanan publik, konsumen, dan lainnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo juga menyatakan pemerintah menggunakan data sains dalam menetapkan kebijakan agar tepat sasaran. Inilah yang digunakan pemerintah saat menerapkan kebijakan tatanan normal baru dalam rangka menuju masyarakat produktif dan aman dari wabah Covid-19.
Data science adalah bidang multi-disiplin yang menggunakan metode, proses, algoritma, dan sistem ilmiah untuk mengekstrak pengetahuan dan wawasan dari banyak data struktural dan tidak terstruktur. Dalam penerapannya data science banyak melibatkan ilmu programming, komputer, statistik, analisa prediktif, machine learning ditambah dengan pengetahuan tentang domain business dari subjek area yang menjadi focus solusi.
Machine learning merupakan bagian dari penerapan ilmu kecerdasan buatan atau Artificial Intelligance (AI). “Namun dalam penerapan teknologi data science dan AI masih banyak mengalami hambatan. Bukan hanya soal adaptasi teknologi, tetapi juga kesiapan budaya dari perusahaan,” ucapnya.
Maka itu, kata Nadia, diperlukan perubahan pola pikir, perilaku, dan kebiasaan untuk menjadikan semua keputusan yang dibuat perusahaan harus berfakta atas data, dengan dukungan teknologi data science dan AI. Jika hal ini dipenuhi maka akan memberikan keunggulan kompetitif (competitive advantage) buat perusahaan, terlebih lagi masa krisis pandemi.
Perusahaan berbasis data dimulai dari langkah ketika semua pelaku perusahaan dari level top manajemen sampai level staf sudah menjadi kebiasaan dan budaya untuk menggunakan data melalui proses data analytics dalam mendukung pengambilan keputusan.
Nadia yang terpilih sebagai tokoh menginspirasi mewakili Asia Pasific dalam International Tableau Conference, menjelaskan dalam penerapan budaya atas data, membutuhkan beberapa komponen utama yakni strategi, sumber daya manusia (SDM), serta proses dan teknologi.
Pertama, pengembangan strategi yang tepat untuk menentukan prioritas, output dan tujuan yang selaras dengan rencana bisnis perusahaan. Kedua, pengembangan SDM juga menjadi yang sangat penting disini. Perusahaan harus memprioritaskan pengetahuan dan kemampuan data science pada proses recruitment, serta pengembangan SDM dalam program-program pelatihan kerja yang diperlukan.
Ketiga, kemampuan desain dan analytical thinking juga menjadi penting di sini. Untuk memperoleh manfaat dari data, karyawan perlu memiliki keterampilan untuk memahami dan melakukan proses analisa data.
Keempat, pemanfaatan data membutuhkan proses yang solid, memastikan akurasi, serta distribusi dan aksesnya. Proses ini juga mencakup bagaimana mendapat wawasan yang terkandung dari data tersebut untuk dimanfaatkan lebih lanjut.